Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sia-siakan Bonus Demografi

Kompas.com - 25/11/2011, 03:38 WIB

Di Indonesia, pada tahun 1971 setiap 86 anak ditanggung 100 pekerja dan pada 2010 rata-rata 51 anak ditanggung 100 pekerja. Bila keadaan ini terus berlanjut, pada 2020-2030 akan terbuka jendela peluang (window of opportunity) saat angka ketergantungan mencapai titik terendah, yaitu hanya 44 anak ditanggung tiap 100 pekerja. Setelah 2030, jendela peluang akan menyempit karena meningkatnya jumlah lansia sehingga angka ketergantungn naik di atas 50.

”Jendela peluang hanya terjadi sekali dalam sejarah suatu penduduk. Karena itu, Indonesia harus dapat memanfaatkannya sebaik-baiknya untuk membantu pertumbuhan ekonomi,” kata Prof Sri Moertiningsih Adioetomo dalam diskusi panel Kompas.

Bonus demografi menjadi dasar meningkatkan produktivitas dan memicu pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya manusia. Saat tingkat fertilitas (jumlah kelahiran sepanjang hidup perempuan) turun, pertumbuhan pendapatan per kapita untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk usia anak-anak dapat dialihkan untuk peningkatan mutu manusia sebagai modal pembangunan. Pada saat yang sama, jumlah anak yang sedikit memberi perempuan peluang masuk pasar kerja sehingga meningkatkan tabungan keluarga.

Tantangan

Untuk meraih keuntungan bonus demografi, ada empat prasyarat yang harus dipenuhi. Pertama, penduduk usia muda yang meledak jumlahnya itu harus mempunyai pekerjaan produktif dan bisa menabung.

Penghitungan Badan Pusat Statistik bahwa seseorang dianggap bekerja bila bekerja satu jam seminggu tanpa putus, tidak menggambarkan produktivitas yang tinggi.

Kedua, tabungan rumah tangga dapat diinvestasikan untuk menciptakan lapangan kerja produktif.

Ketiga, ada investasi untuk meningkatkan modal manusia agar dapat memanfaatkan momentum jendela peluang yang akan datang.

Keempat, menciptakan lingkungan yang memungkinkan perempuan masuk pasar kerja.

Data Sakernas 2010 yang diolah Moertiningsih memperlihatkan, sampai 2015 profil angkatan kerja Indonesia masih didominasi pekerja berpendidikan SD. Separuh dari 40 juta orang angkatan kerja muda (usia 14-29 tahun) telah masuk dalam pasar kerja dengan pendidikan rendah dan tanpa keterampilan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com