“Orang modern perlu memulihkan kepekaan indra estetisnya akan seni.”
—Choi Gyeong Kyu—
Dosen Spesialis Saraf Fakultas Kedokteran Ehwa Woman University, Korea Selatan.
Hilangkan stres, puaskan dahaga kreativitas Anda.
Kondisi jalanan yang semakin hari semakin padat ditambah dengan pekerjaan yang seolah tidak ada habisnya membuat kita mudah lelah dan stes.
Kim Syeon Hyeon, Kepala Pascasarjana Terapi Seni Cha Medical Science University, Korea Selatan, memahami stres sebagai kondisi ketika kita terpengaruh secara fisik dan psikis akibat situasi yang tidak bisa kita atasi dengan kemampuan kita saat itu.
Reaksi stres secara fisik masih dapat dikendalikan, karena bisa diperkirakan dan berkembang secara otomatis sesuai pola tertentu.
Namun, reaksi psikis muncul akibat kebiasaan individu, sehingga berbeda-beda sesuai analisis dan persepsi seseorang terhadap dunia atau lingkungan sekitarnya.
Banyak perubahan hidup pada seseorang yang disebabkan oleh stres. Oleh karena itu, ketika hendak mengaitkan hidup dengan stres, kita harus mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya.
Stres dapat menimbulkan emosi yang meluap-luap, cemas, marah, dan murung, yang jika terus berlanjut akan melampaui batas yang bisa dihadapi orang biasa dan menjelma menjadi gejala depresi akut (gangguan jiwa).
Bagaimana mengatasi stres? Mewarnai!
Kapan terakhir kali Anda menggambar setelah beranjak dewasa? Tak perlu minder jika Anda tidak pandai menggambar. Mulailah dengan mewarnai.
Apa yang terlintas di kepala Anda ketika mendengar kata “mewarnai”? Aktivitas yang identik dengan anak-anak TK atau SD?
Saat ini, mewarnai tidak hanya populer di kalangan anak-anak, orang dewasa pun mulai menggandrungi aktivitas yang—ternyata—menyenangkan tersebut.
Tentu saja, media yang digunakan berbeda. Buku mewarnai dewasa memiliki desain yang lebih detail, dengan tingkat kesulitan lebih menantang...