Sekretaris Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, E. Nurzaman, mengatakan HOTS diajarkan melalui penerapan Kurikulum 2013 di sekolah.
Dalam penerapan Kurikulum 2013, guru berperan sebagai fasilitator proses pembelajaran.
"Sebelum dilaksanakan sepenuhnya pada tahun ajaran 2018/2019, guru-guru harus mengikuti pelatihan agar bisa menerapkan Kurikulum 2013,” katanya kepada Kompas.com pada awal April 2018.
Akselerasi penguasaan High Order Thinking Skill
Berdasarkan studi TIMSS dan PISA diatas, jelaslah anak-anak Korea memiliki kemampuan menjawab pertanyaan yang membutuhkan tingkat berpikir dan analisa yang tinggi.
Merujuk pada prestasi Korea tersebut, maka pemerintah menyelenggarakan program pertukaran guru Indonesia-Korea.
Pemerintah Indonesia dan Korea menandatangani kesepakatan bersama pada Maret 2009 terkait program pertukaran guru tersebut.
Sejak 2016 hingga kini, program itu dilaksanakan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan. Pada 2017, program itu diikuti oleh sembilan guru Korea dan sepuluh guru Indonesia.
Sepanjang tiga bulan, para guru membawa misi budaya masing-masing kepada siswa-siswa di negara tempat mereka bertugas.
(Baca: Program Pertukaran Guru Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Korea)
Para guru asal Korea telah bertugas di lima sekolah yang berada di Jakarta, Depok, Tangerang Selatan, dan Banyuwangi sejak 8 Mei hingga 4 Agustus 2017.
Sementara, guru Indonesia bertugas mengajar di Korea sejak 9 September hingga 6 Desember 2017.
Para guru mempelajari keterampilan berbahasa agar dapat berkomunikasi dengan warga Korea.
Selain itu, para guru dibekali informasi tentang kondisi sosial, ekonomi, budaya dan sejarah Korea. “Utamanya, sistem pendidikan di Korea,” ujarnya.
Di sana, para guru bisa mengamati langsung bagaimana guru-guru Korea melaksanakan proses pembelajaran, menanamkan disiplin, menanamkan semangat kerja dan pantang menyerah kepada murid-muridnya.
Mereka juga mengamati bagaimana masyarakat Korea mendidik anak-anak sehingga dapat menjadi anak yang jujur, berdisiplin, pekerja keras, dan berpendirian teguh.
“Guru perlu menyerap semua aspek kehidupan warga Korea mulai dari rumah, sekolah, dan kehidupan bermasyarakat yang merupakan tiga wadah kehidupan yang amat berperan membentuk watak dan karakter anak,” katanya.
Kemajuan Korea
Dalam berbagai studi komparatif internasional, Korea selalu berada pada posisi 5 besar.
Hingga 1960-an, Korea Selatan dikenal sebagai salah satu negara termiskin di Asia. Saat itu, Korea hanya mengandalkan pertanian sebagai sumber hidup rakyatnya.
Negara yang miskin dengan sumber daya alam itu mulai berubah pada medio 1960-an. Korea mengalami kemajuan pesat di bidang pendidikan, ekonomi, dan kebudayaan.