Benarkah Wisuda TK Bentuk 'Eksploitasi' dan Penurunan Makna 'Wisuda'?

Kompas.com - 08/06/2018, 16:06 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Di luar negeri, USA misalnya, wisuda TK sudah ada sejak 1960.

Tentu saja penghargaan yang diberikan sekali lagi dikembalikan ke setiap sekolah tergantung kebiasaan masing-masing. Ada yang membuat wisuda, pentas seni, pameran, dan lainnya. 

Apapun itu bentuknya, yang utama adalah sangat penting bagi kita memberikan apresiasi atas proses yang dilalui oleh setiap anak di setiap jenjang pendidikan. Bukan hanya di perguruan tinggi. 

Fokus pada konten bermain

Menurut Bondhan Kresna, psikolog pengamat pendidikan, wisuda bagi anak PAUD tidak ada masalah.

"Tidak ada dampak secara psikologis. Menurut saya ini hanya sebatas acara seremonial," kata Bondhan.

Menurutnya, anak-anak sudut pandangnya adalah bermain. Selama acaranya seperti seru ada pentas dan permainan maka anak-anak tidak akan memperhatikan masalah pakaian atau bahkan makna dibalik pemindahan tali topi toga.

"Yang heboh kan orangtuanya. Hal ini baru berdampak apabila dalam acara itu ada pemaksaan. Misal, anak dipaksa pakai baju wisuda. Selama tidak ada paksaan menurut saya baik baik saja," jelas Bondhan.

Jadi kalau acara wisuda ini menjadi hal diwajibkan dan dipaksakan kepada anak baru menjadi masalahnya. Bukan pada bentuk dan prosesi acaranya, ujarnya.

Bagi anak yang tidak mau memakai baju wisuda sebaiknya jangan sampai dipaksa, tambahnya.

Karenanya, Bondhan mengharapkan kepada sekolah untuk fokus pada konten acaranya.

Misal dalam bentuk pentas seni. Secara psikososial dan motorik anak usia 4-6 tahun senang bereksplorasi dan bergerak. Disitu juga membentuk inisiatif dan kepercayaan diri. Apapun bentuk acaranya, sebaiknya diarahkan ke sana, tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau