Tidak kurang 1.100 undangan dari orangtua dan alumni hadir dalam pementasan drama musikal "Oliver Twits" ini.
Seluruh pertunjukan memakan waktu 2 x 60 menit dengan jeda istirahat 15 menit.
"Tanggapan orangtua sangat positif. Mereka tidak menyangka bahwa anak-anak dapat menyuguhkan pementasan yang bagus, indah dan profesional. Mereka juga menyampaikan rasa haru dan bangga," kata Kepala Humas drama musikal ini, Andit Henrianto Maria.
Andit menyampaikan, orangtua sangat terkesan dengan perjuangan dan kerja keras anak-anak.
"Proses persiapan memakan waktu hampir 10 bulan untuk membentuk mereka menjadi siap tampil di atas panggung besar, membantu mereka untuk menemukan potensi terpendamnya. Itupun masih terpotong dengan waktu liburan, ulangan umum dan ujian," tambahnya.
Namun pada akhirnya, siswa SD Tarakanita yang tampil mampu menyajikan drama musikal yang apik sekaligus sarat dengan makna.
Musik yang menjadi jiwa dari pertunjukan ini pun tampil dengan aransemen yang menawan.
Michael da Lopez selaku pengarah musik menata dengan apik antara musik asli drama musikal, lagu kekinian dan juga memasukan lagu anak serta lagu daerah Nusantara.
Lagu "Food, Glorious Food" dan "I’d do Anything" berpadu apik dengan deretan lagu kekinian yang tidak asing di telinga "anak zaman now" seperti "Thousand Years" Christina Perri, "All Night" Icona Pop, "Marvin Gaye" Charlie Puth hingga "This is Me" Keala Settle.
Baca juga: 5 Ciri Anak dengan Kecerdasan Musikal
Micheal juga menyisipkan beberapa lagu anak-anak dan daerah seperti "Anak Gembala", "Enggo Lari", hingga Medley "Kicir-kicir" (Jakarta), "Alu Siau" (Sumatera Utara), "Yamko Rambe Yamko" (Papua).
"Tidak disangka, anak zaman sekarang diberikan lagu berbahasa Inggris 2 kali aja selanjutnya mereka sudah lancar menyanyikan. Untuk pembagian vokal dan ansambel alat musik pun tidak mengalami masalah," jelas Michael.
Sebagai Kepala Sekolah, Ruli melihat keberhasilan pertunjukan drama musikal "Oliver Twist" SD Tarakanita 5 dapat memotivasi siswa untuk lebih menghargai sebuah proses.
"Keberhasilan pementasan dramus ini, hasil yang baik dan kesuksesan, adalah dampak dari sebuah proses perjuangan dan kerja keras melalui jatuh bangun, dan tidak putus asa jika harus diulang-ulang berlatih lagi, lagi dan lagi," jelas Ruli.
Ia berharap para orang tua tidak melulu mengunggulkan prestasi akademik saja namun juga prestasi bidang lain seperti bidang seni yang menyempurnakan kepribadian para siswa menjadi pribadi yang utuh.
"Kita bisa melihat pribadi siswa dari sisi lain. Ketika lemah di bidang akademik namun mempunyai kelebihan di bidang seni peran atau seni yang lainnya bisa saling melengkapi," ujar Ruli bangga.
Kita melihat bagaimana kisah "Oliver Twist" menjadi juga kisah perjuangan anak-anak kita.
Bagaimana kita melihat proses anak-anak dengan daya juang tinggi, tidak putus asa dan tetap teguh sampai akhir.
"Saya juga merasa lega bahwa pendidikan karakter Tarakanita mendasari dan mewarnai keberhasilan mereka," tutup Ruli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.