Walibu, Inkubator Bisnis UMN Terpilih Finalis IDF

Kompas.com - 02/07/2018, 20:25 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Walibu, salah satu startup binaan Tech Incubator Skystar Ventures Universitas Multimedia Nusantara (UMN) terpilih sebagai finalis dalam kompetisi blog, infografis, dan vlog #AtasiKesenjangan yang diselenggarakan oleh Indonesia Development Forum (IDF).

Walibu merupakan salah satu inkubator bisnis UMN yang fokus pada pengembangan pelestarian hasil kerajinan Papua.

Walibu juga ditunjuk untuk menjadi pembicara dalam ajang Pasar Ide dan Inovasi IDF pada 11 Juli 2018 mendatang di Ritz Carlton Mega Kuningan sebagai rekomendasi solusi untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024.

Herlina Acane Yawang pendiri Walibu melihat IDF merupakan ajang yang sesuai dengan misi Walibu untuk melestarikan kerajinan Noken dari Papua.

“Sejak awal mendaftar kami sudah bertekad untuk menang karena kami ingin sekali mempresentasikan problem kerajinan tas Noken dari Papua yang sangat real dan urgent ini melalui sebuah infografis interaktif agar mudah dipahami dan mengena di benak orang," ungkapnya.

Selain IDF, Herlina dan tim Walibu juga akan terus berpartisipasi dalam kegiatan sosial budaya baik di dalam maupun luar negeri.

“Tugas melestarikan budaya ini adalah tugas kita juga. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang, kapan lagi?" tegas Herlina menutup penjelasannya.

Baca juga: Wisuda XIII UMN Menyiapkan Insan Unggul

Selama mengikuti program inkubasi di Skystar Ventures, Herlina yang juga mahasiswi Program Studi Strategic Communication di UMN ini dibimbing untuk dapat mewujudkan misi sosial budayanya melalui mentoring, networking, serta akses untuk bergabung di program pendanaan.

Program #AtasiKesenjangan sendiri merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam menjalankan program prioritas ‘Membangun Indonesia dari Pinggiran’ yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo dengan cara memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Program yang diorganisir oleh Bappenas dan didukung oleh Pemerintah Australia ini berfokus pada percepatan pembangunan di daerah pinggiran dan perbatasan untuk menumbuhkan titik perekonomian baru.

Melalui program ini, pemerintah menjadikan kawasan timur Indonesia menjadi perhatian khusus untuk mengurangi ketimpangan antar wilayah.

Sejak krisis 1997, ketimpangan di Indonesia lebih parah dibandingkan dengan negara lain. Sekitar 80 persen pertumbuhan terjadi di kawasan barat Indonesia. Bahkan semakin ke timur, semakin kecil pula perekonomian regional berkontribusi terhadap perekonomian nasional,

Di antaranya Papua dan Nusa Tenggara yang memiliki ketimpangan tertinggi. Untuk itu, pemerintah membutuhkan bantuan dari berbagai pihak dalam mengatasi kesenjangan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau