Mau Tahu 3 Hadiah Indah di Hari Anak Nasional?

Kompas.com - 23/07/2018, 19:32 WIB
Josephus Primus,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

"Pemenang permainan congklak ini adalah yang terbanyak merangkai kata, tidak lagi yang terbanyak mengumpulkan biji," tambah Dhanang.

Dampu

Pemutakhiran ketiga, jelas Lukas, dilakukan pada permainan dampu.

Dampu dikenal juga dengan nama sunda manda, lempeng, ingkling, dan lain sebagainya. Permainan yang terbilang populer di Indonesia ini biasanya dilakukan anak-anak di pedesaan.

Lazimnya, ada maksimal lima orang yang ikut bermain dampu. Peserta permainan ini melompat menggunakan satu kaki di setiap petak-petak yang telah digambar sebelumnya di tanah.

Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa pecahan genting.

Gacuk ditempatkan pada salah satu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar. Kemudian, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak atau ditempati oleh setiap pemain.

Maka dari itulah, para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.

Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk dijadikan "sawah" mereka. Maksudnya, pada petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak dengan kedua kaki.

Sementara itu, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak paling banyak adalah yang menjadi pemenang permainan ini.

Pemutakhiran pada permainan ini memanfaatkan pijakan digital yang bisa dipijak serta bunyi. Caranya, akan muncul bunyi setiap kali pemain menginjak pijakan tersebut.

"Pemain enggak bisa bohong kalau injakannya salah," imbuh Dhanang.

Lukas melanjutkan, pemutakhiran yang dilakukan industri mainan anak memang disiapkan secara khusus tahun ini demi menyambut Hari Anak Nasional pada 23 Juli.

"Ini hadiah terindah," kata Lukas.

Wayang

Lukas juga menambahkan bahwa dalam kaitan dengan pemutakhiran permainan tradisional, pihaknya tengah melakukan komunikasi intensif dengan perajin wayang dari Pekalongan. "Namanya Pak Krisyanto," ujar Lukas.

Lukas menjelaskan Krisyanto membuat wayang berbahan baku kertas yang sedemikian rupa penggarapannya hingga wayang itu bisa bergerak seperti robot. "Untuk satu tokoh wayang, pembuatannya selama dua minggu," pungkas Lukas.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengangkat tema Hari Anak Nasional 2018 adalah “Anak Indonesia, Anak GENIUS (Gesit-Empati-Berani-Unggul- Sehat)”.

(Baca: Ini 3 Harapan Menteri PPPA Sambut Hari Anak Nasional, Semoga Terwujud)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau