Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lombok Bangkit, Kemendikbud Canangkan "Gerakan Kembali Ke Sekolah"

Kompas.com - 11/09/2018, 13:24 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memimpin apel siaga "Gerakan Kembali Sekolah" di lapangan Bumi Gora, kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), kota Mataram, Minggu (9/9/2018).

Mendikbud mengimbau siswa dapat terus belajar dan bersekolah. Pendidikan harus terus berjalan meskipun dalam keterbatasan kondisi sarana prasarana.

"Dengan dicanangkannya Gerakan Kembali Sekolah ini, untuk mempertegas kembali, apapun kondisinya, anak-anak NTB tidak boleh berhenti belajar. Tiada hari tanpa belajar," disampaikan Mendikbud di depan sekitar 3 ribu peserta apel terdiri dari perwakilan guru, siswa, relawan, dan pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

1. Tunjungan khusus guru terdampak gempa

Muhadjir memotivasi para guru bersemangat agar bisa segera mendorong anak didik kembali bersekolah. "Yang paling penting anak-anak diajak untuk bergembira dulu. Gurunya bisa membuat anak-anak merasakan the joy of learning dulu," tuturnya.

Untuk membantu meringankan beban guru, Kemendikbud menyalurkan tunjangan khusus para guru terdampak gempa di NTB. Dana bantuan telah disalurkan melalui rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) atas nama masing-masing guru.

"Untuk guru PNS sebesar 1,5 juta setiap bulan, sedangkan untuk guru non-PNS sebesar 2 juta rupiah setiap bulan, selama enam bulan," kata Mendikbud disambut gembira para guru.

Total guru yang telah mendapatkan bantuan tunjangan khusus dari Kemendikbud sebanyak 5.298 guru di wilayah Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, dan Sumbawa.

2. Tunjangan harus tepat sasaran

Mendatang, dimungkinkan penambahan jumlah penerima bantuan seiring dengan pemutakhiran data yang dilakukan.

"Yang penting, jangan sampai yang tidak terdampak gempa mendapatkan tunjangan. Dan yang terdampak gempa, malah tidak mendapatkan. Saya titip kepada dinas pendidikan untuk benar-benar mendata guru-gurunya," pesan Mendikbud usai menyerahkan bantuan kepada Bupati Lombok Utara.

Baca juga: HUT RI, Mendikbud: Setelah Infrastruktur Kini Saatnya Kuatkan SDM

Bantuan kepada guru terdampak gempa di NTB ini merupakan bentuk perlindungan kepada guru sesuai dengan Permendikbud Nomor 11 Tahun 2017.

"Tunjangan khusus yang saya terima ini insyallah mungkin untuk membangun kembali tempat tinggal, dan sebagian lagi untuk keluarga saya yang terkena musibah juga," kata Hirmawati, guru Taman Kanak-kanak Aisyah Lekok, Kabupaten Lombok Utara.

3. Total bantuan capai 258 miliar rupiah

Usai apel, Mendikbud melepas 21 truk yang membawa bantuan bagi warga belajar di berbagai wilayah di NTB. Bantuan berisi paket peralatan sekolah, peralatan permainan dan kesenian, alat tulis dan kertas untuk keperluan sementara kegiatan sekolah, serta logistik untuk keperluan tenaga kependidikan.

Bantuan tersebut akan didistribusikan ke tujuh kabupaten/kota terdampak gempa bumi, yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Kota Mataram.

Total bantuan yang disiapkan Kemendikbud untuk penanganan gempa di NTB sebesar Rp 258 miliar. Bantuan tersebut merupakan optimalisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta donasi dari seluruh pegawai Kemendikbud.

"Pemerintah pusat telah optimal menangani masalah gempa NTB ini. Pada akhirnya yang harus menyelesaikan adalah masyarakat dan pimpinan daerah NTB sendiri," ujar Muhadjir.

Sampai saat ini Kemendikbud telah menyalurkan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada 360 ribu siswa NTB. Segera akan dilakukan pemutakhiran data untuk memberikan penambahan jumlah siswa penerima manfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com