Mengejar Pendidikan Internasional, antara Impian dan Realita

Kompas.com - 25/09/2018, 21:25 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Pendidikan internasional dan daya juang anak

Dalam perspektif yang berbeda, pakar pendidikan Ina Liem menyampaikan selain soal finansial sangat penting untuk melihat karakter setiap anak.

Ina menambahkan, dalam survei yang dilakukan lembaganya, Inadata, terhadap 1.333 siswa dan mahasiswa hampir 80% memiliki karakter "indiffrent" yang ditandai dengan sikap masa bodoh, cuek, mencari kenyamanan dan kurang mempunyai daya juang.

"Hal ini terkait dengan pola asuh, terutama orangtua kalangan atas yang membereskan semua urusan anak. Mulai dari urusan kuliah, asrama, sampai pesan makan semua disiapkan oleh orangtua," jelas Ina.

Hal ini diperkuat hasil survei lain dari Inadata terhadap 2.475 siswa dan mahasiswa di kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang dan Bali.

Sistem pendidikan Indonesia dan juga pola asuh oramgtua masih menempatkan kemampuan siswa kita sebagain besar (52%) masih berada di kemampuan logis dan sisanya (36%) mampu bersikap kritis dan hanya sedikit yang mampu memecahkan persoalan secara kreatif atau inovatif (12%).

Untuk itu Ina berharap agar anak dan orangtua dapat duduk bersama dalam memilih pendidikan yang tepat untuk anak. "Jangan memilih hanya karena kemampuan finasial atau karena ekspektasi orangtua saja," imbau Ina.

Nilai inflasi pendidikan Indonesia tinggi

Dalam kesempatan sama, Karin Zulkarnaen dari Allianz Life Indonesia menekankan pentingnya orangtua untuk melakukan perencanaan keuangan dalam pendidikan anak.

"Nilai inflasi pendidikan di Indonesia sangat tinggi mencapai angka 15% pertahun sedangkan di luar negeri rata-rata hanya 3%. Hal ini disebabkan karena tingkat persaingan yang tinggi dalam pendidikan," ungkap Karin.

Sedangkan, tambah Karin, angka peningkatan gaji hanya berada di angka 5%. Ini tentu saja menimbulkan gap yang sangat tinggi," tambahnya.

Untuk itu Karin mengimbau agar orangtua untuk mulai berani berhitung untuk besaran pendidikan nantinya. "Meski masih dalam bentuk perkiraan atau prediksi hal itu akan membantu orangtua dalam membuat perencanaan keuangan," ujarnya.

Melalui perencanaan tersebut, orangtua dapat memilih beragam program investasi keuangan yang tepat dalam mencapai target biaya pendidikan tersebut. "Tentunya orangtua tetap harus realistis sesuai kemampuannya dalam memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak," tutup Karin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau