Senandung Pesan Damai dari Simfoni Natal Untar

Kompas.com - 13/12/2018, 16:56 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

"Dan bangkitkanlah pengharapan dalam nyanyian sukacita. Tanda lahirnya asa yang kembali lahir di tengah-tengah manusia. Bernafaskan solidaritas dan keharmonisan lalu tercipta. Dalam derita, dalam ceria, tetap bahagia karena Engkau dan sahabatku selalu bersama menemaniku..." (sepenggal puisi Simfoni Natal Untar)

KOMPAS.com - Sakral dan agung namun di saat bersamaan terasa damai dan membawa kegembiraan. Suasana inilah yang tergambar dalam perayaan Natal bersama yang diadakan Universitas Tarumanagara (Untar) bersama seluruh civitas akademia dan rekanan dalam tema "Aku Bahagia Bersama Tuhan dan Sesama" di Auditorium Gedung M Untar, Jakarta (13/12/2018).

Acara "Simfoni Natal Untar" diisi oleh Paduan Suara Untar membawakan 9 lagu terbagi dalam 4 segmen, diantaranya; Silent Night, Carol of the Bells, Hark the Herald Angels Sings, Look at the World, Thankfull, Ku Mau cinta Yesus Selamanya, Santa is Coming to Town hingga Rudolph Frozzty, dan This is The Day.

Secara khusus, Rektor Untar Prof. Agustinus Purna Irawan turut menyanyikan lagu "Ku Mau Cinta Yesus Selamanya" bersama paduan suara.

Pesan damai dan kebersamaan

Nilai damai dalam kebersamaan juga tergambar secara nyata dari Paduan Suara Untar selaku pengisi acara utama dalam peringatan Natal tahun ini.

"Setidaknya ada 45 anggota paduan bersuara berpartisipasi dalam acara ini. Menariknya, komposisi anggota acara Simfoni Natal datang dari beragam latar belakang suku, ras dan agama. Bahkan, 10 anggota yang turut menyanyikan Simfoni Natal ini berasal dari teman-teman non Kristiani," jelas Stefani ketua Paduan Suara Untar.

Baca juga: Saat Kuliah Umum Untar, Danrem Ingatkan Bahaya Intoleransi

Kami ingin menampilkan nilai-nilai yang lebih universal dan menyentuh nilai kemanusiaan atau humanis dalam Simfoni Natal ini, tambah Adi Nugroho pelatih paduan suara yang berhasil mengantar Untar memenangkan medali emas dalam lomba paduan suara di Italia.

"Aku ga terlalu mempermasalahkan mengenai lagu-lagu yang dibawakan. Kita saling menghargai dan menghormati sebagai wujud toleransi," ujar Vira Puspa anggota paduan suara yang merayakan Idul Fitri.

Ricky Pratama, pemeluk Budha, anggota paduan suara lain menyampaikan ,"Ini perayaan kebersamaan. Menurut saya agama tidak akan membedakan atau membenci seseorang karena berbeda latar belakang."

Menyatu dalam keberagaman

Perayaan Natal bersama Universitas Tarumanagara (Untar) bersama seluruh civitas akademia dan rekanan dalam tema Aku Bahagia Bersama Tuhan dan Sesama di Auditorium Gedung M Untar, Jakarta (13/12/2018).Dok. Kompas.com Perayaan Natal bersama Universitas Tarumanagara (Untar) bersama seluruh civitas akademia dan rekanan dalam tema Aku Bahagia Bersama Tuhan dan Sesama di Auditorium Gedung M Untar, Jakarta (13/12/2018).

Nilai kebersamaan ini juga kembali ditegaskan Rektor Untar kepada Kompas.com di sela-sela acara. "Untar berasal dari semua komunitas, dari semua daerah dan dari semua agama. Kami ingin mereka terbiasa untuk saling bersilahturahmi  tanpa ada sekat-sekat atau batas-batas. Kolaborasi sangat penting dalam hal ini," jelas Prof. Agustinus.

Oleh karena itu, perayaan keagamaan biasa kita rayakan bersama-sama, semua kita undang untuk hadir, tambahnya. "Nuansa seperti ini terus kita bangun. Karena kalau tidak, seperti dalam satu rumah tidak baik kalau sampai kita terpecah-pecah," ujarnya.

"Untar memulai dengan menyadarkan kembali dengan cinta Tuhan dan cinta sesama. Sesama masyarakat kita juga harus saling menolong, saling memperhatikan," lanjut Rektor. Tujuan hidup kita sama, mencapai kesempurnaan hidup dengan kemanusiaan kita. 

Hal senada disampaikan perwakilan Yayasan Tarumanagara, Ariawan Gunadi,"Momen ini dijadikan momen kebersamaan dalam menghadapi berbagai tantangan Untar ke depan termasuk dalam menjadi universitas bertaraf internasional."

"Dari sejak awal pendirian, Untar berangkat dari visi dan misi menjadi kampus universal untuk mencerdaskan dan menyejahterakan bangsa tanpa membedakan suku, ras dan golongan. Acara ini menjadi momen yang menyatukan keberagaman menjadi kekuatan," tutup Aria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau