“Kalau tidak ada rumusan, kurikulum, guru bisa membuatnya. Kalau tidak ada sarana prasana, guru tetap bisa mengajar. Kalau tidak ada gedung sekolah, guru tetap bisa mengajar meski hanya di lapangan,” ujarnya.
Menteri Muhadjir pun mengatakan, kurikulum yang sejati dalam dunia pendidikan adalah guru.
“Totalitas guru dalam mendidik dan berperilaku, baik gesture, cara berpenampilan, ucapan adalah kurikulum yang sesungguhnya. Guru is the real curriculum,” kata dia.
Ia pun mengingatkan para guru untuk terus mau belajar dan terbuka terhadap perubahan.
“Kalau kurikulum gonta ganti tiap tahun, tapi kalau guru tidak mau membaca dan belajar, ya sama saja. Sebaliknya, kalau tidak ada perubahan kurikulum, tapi gurunya profesional, ya mutu SDM pasti semakin baik,” ujar dia.
Tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) kembali memilih Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi tingkat nasional.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Supriano mengatakan, peserta berasal dari 34 provinsi yang merupakan hasil seleksi dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
"Para peserta terdiri atas para guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan pengawas sekolah. Kali ini, lomba dibagi ke dalam 28 kategori yang memisahkan tiap jabatan fungsional dan jenjang pendidikan," kata dia.
Mendikbud menambahkan, gelaran ini merupakan bentuk penghargaan terhadap profesi guru.
“Kami harus memberi penghargaan sebaik-baiknya terhadap guru yang baik-baik, karena banyak juga guru yang tidak baik,” ujar Muhadjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.