Guru Ditantang Kembangkan Karakter Mata Pelajaran

Kompas.com - 19/08/2019, 18:29 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Tujuan pembelajaran diharapkan tidak hanya mampu membuat siswa paham kemudian memperoleh nilai baik, namun juga perlu didorong agar siswa mampu memiliki karakter keterampilan dari mata pelajaran (mapel) yang diikuti.

Hal ini menjadi pokok bahasan dalam pengembangan Modul II "Program Pintar" (pengembangan inovasi untuk kualitas pembelajaran) yang digelar Tanoto Foundation di Tangerang, 14-16 Agustus 2019. 

Program yang berfokus pada kekhasan karakter mata pelajaran ini diikuti sekitar 80 dosen LPTK, guru, dan kepala sekolah. Pengembangan Modul II Program Pintar meliputi beberapa mapel yakni matematika, IPA, bahasa Indonesia, IPS, bahasa Inggris, dan Literasi Kelas Awal.

"Meski telah mengalami banyak kemajuan, salah satu tantangan pembelajaran di kelas adalah ternyata masih banyak guru yang belum menyadari bahwa mereka belum memahami proses pembelajaran yang sesungguhnya," Stuart Weston, Direktur Program Pintar Tanoto Foundation di sela-sela diskusi (14/8/2019).

Keterampilan mapel

Stuart menyampaikan masih banyak guru melakukan proses belajar dengan cara klasikal di mana guru hanya menerangkan dan siswa hanya mendengar, mencatat dan menghafal di kelas.

Baca juga: Program Pintar: Semangat Perubahan lewat Pembelajaran HOTS

"Kami berharap para guru dan kepala sekolah yang dilatih dapat memberikan pembelajaran berkualitas yang membuat siswa mengembangkan potensi terbaiknya untuk meningkatkan kesetaraan peluang," kata Stuart Weston.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran IPS guru dilatih mengembangkan keterampilan IPS dan sikap sosial siswa.

Keterampilan IPS yang dimaksud adalah keterampilan berpikir kritis, mengolah informasi, berperan dalam kelompok, dan mampu mengkonstruksi pengetahuan baru dan memiliki sosial positif seperti peduli, jujur, santun, dan bertanggungjawab.

"Guru IPS setiap mengajar harus memastikan keterampilan IPS dan sikap sosial muncul dalam setiap pembelajaran," kata Sukma Erni, dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau, yang menjadi salah fasilitator nasional Program Pintar Tanoto Foundation.

Tidak hanya rumus dan hafalan

Hal senada disampaikan Ujang Sukandi, Kepala Pelatihan Sekolah dan Guru Program PINTAR Tanoto Foundation.

"Setiap mapel memiliki karakter keterampilan dan proses tersendiri yang perlu dilatihkan secara berkelanjutan kepada siswa. Dalam Modul II ini, guru akan dilatih mengajar yang sesuai kekhasan karakter mapel," jelasnya.

Dia menyontohkan, dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan juga memiliki keterampilan matematika seperti penalaran, pembuktian, representasi, koneksi, komunikasi; dan proses: penyelidikan, penemuan, dan pemecahan masalah.

"Jadi dalam belajar matematika, siswa jangan hanya diberikan rumus, tetapi siswa perlu difasilitasi untuk menemukan rumus tersebut," kata Ujang Sukandi.

Menurut Ujang, pembelajaran yang mengembangkan karakter mapel tersebut dapat mengembangkan potensi anak, yaitu rasa ingin tahu dan berimajinasi di mana kedua hal tersebut merupakan dasar bagi kreativitas.

Berpikir kritis dan kreatifitas 

Sementara pada pembelajaran IPA, kekhasannya ada pada menemukan jawaban dari persoalan dengan cara metode ilmiah guna menumbuhkan kemampuan berpikir kritis menganalisa soal dan kreatif dalam melahirkan inovasi.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau