Semua siswa diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan yang dibuatnya. Hal ini untuk melatih keberanian mereka dalam bertanya. Jawaban yang diberikan oleh staf desa, dicatat dengan baik oleh siswa. Mereka juga diperlihatkan data kependudukan Desa Santan Ulu.
Dari hasil wawancara dan melihat data di kantor desa, siswa berhasil mendapatkan beberapa informasi.
“Luas wilayah Desa Santan Ulu yaitu 60.483 hektar. Batas wilayah desa di sebelah Utara berbatasan dengan Bontang dan Kutai Timur. Yang sebelah selatan berbatasan dengan Makarti dan Sebuntal. Sedangkan sebelah Timur berbatasan dengan Santan Ilir dan Santan Tengah,” kata Mufida menceritakan data yang diperolehnya.
Dia juga mendapat data ada 20 RT di Desa Santan Ulu. Yang penduduknya paling padat ada di RT 04, sedangkan yang paling sedikit penduduknya ada di RT 02.
Siswa lainnya, Stefi menemukan data penyebaran agama. Menurutnya, penyebaran agama Islam ada di RT 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, dan 10. Sedangkan penyebaran agama Kristen ada di RT 11, 12, 19, dan sebagian di RT 06. Ada juga yang beragama Budha di RT 09.
Selain informasi tersebut, siswa juga mendapatkan data pekerjaan penduduk Desa Santan Ulu. Mayoritas pekerjaan penduduknya bekerja sebagai petani, ada 85 persen. Kemudian yang menjadi pedagang 5 persen, PNS 5 persen, dan karyawan swasta 5 persen.
“Banyak penduduk yang bertani karena lahan di desa sangat subur. Yang menjadi petani padi ada 20 persen, petani sayur 45 persen, sawit 10 persen, dan karet 10 persen,” kata Gabrile salah seorang siswa.
Di akhir kegiatan tanya jawab, staf desa memberikan kuis kepada siswa. Ada tiga pertanyaan yang diberikan. “Berapakah Luas wilayah Desa Santan Ulu? Berapa Jumlah RT yang ada?’’ Sebutkan batas wilayah desa Santan Ulu?
Para siswa secara antusias mengangkat tangan ingin menjawab. Mereka tidak mengalami kesulitan menjawabnya. Yang menjawab benar mendapatkan hadiah dari staf desa,
“Kegiatan kunjungan siswa ke desa ini akan menjadi program desa setiap tahun. Tujuannya agar para siswa dapat mengenal desa mereka sendiri,” kata Agustin, salah satu staf desa yang mendampingi kegiatan kunjungan siswa.
Baca juga: Mungkinkah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Buatan Diterapkan?
Setelah selesai mendapatkan data dan informasi di kantor desa, semua siswa kembali ke sekolah. Di kelas, siswa kembali bekerja di kelompok kecil. Mereka membaca kembali infomasi yang diperoleh dan mengolah data untuk menjadi bahan laporan.
“Agar laporannya menarik, saya menugaskan siswa membuat peta desa dengan membuat peta yang berisi batas wilayah desa, jumlah RT, penyebaran penduduk, suku, agama, dan membuat diagram lingkaran pekerjaan penduduk desa,” jelas Nanang.
Siswa mendapatkan ATK seperti kertas plano, spidol warna, dan kertas HVS untuk membuat bahan laporan. Peta desa yang digambar memuat informasi dan data yang diperoleh dari kunjungan ke kantor desa.
Batas setiap RT diberi garis tegas dan dituliskan informasi yang ada dalam RT tersebut. Mereka juga membuat diagram lingkaran berwarna yang menunjukkan persentase pekerjaan penduduk desa.