Membentuk "Kopassus" Ilmuwan Muda Indonesia lewat Program PMDSU

Kompas.com - 16/10/2019, 12:40 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com- Mahasiswa penerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) sebagai bagian pengembangan manajemen talenta diharapkan mampu menjelma menjadi "Kopassus" ilmuwan sebagai agen inovasi.

Harapan ini disampaikan Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID), Ali Ghufron Mukti yang menyampaikan PMDSU menjadi terobosan Kemenristekdikti dalam melahirkan dosen dan peneliti unggul masa depan.

Pasalnya, para mahasiswa PMDSU ini diproyeksikan akan lulus Doktor pada usia di bawah 30 tahun.

"Kita membutuhkan dosen muda karena dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, dosen milenial ini akan lebih mudah untuk beradaptasi," jelas Dirjen Ghufron di hadapan 228 calon Doktor Muda dalam acara "Anjangsana PMDSU Batch-3 2019" di Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Terobosan pembiayaan

Para penerima beasiswa PMDSU tahun ini berasal dari 11 perguruan tinggi pengampu program. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa berkesempatan menjalin jejaring sesama penerima PMDSU sekaligus mendapatkan materi dari berbagai tokoh nasional.

Program PMDSU sendiri merupakan skema beasiswa percepatan studi S-2 sekaligus S-3 selama empat tahun masa studi di perguruan tinggi terbaik dalam negeri.

Baca juga: Ilmuwan Diaspora dan Menanti Lahirnya Habibie-Habibie Baru

Berdasarkan data Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi (SISTer) per Oktober 2019, jumlah dosen berusia di bawah 40 tahun sebanyak 104.470 dosen dari total 253.214 dosen.

Dari jumlah tersebut, sebagian besar masih berkualifikasi Master karena dari populasi dosen Indonesia, baru sekira 15 persen berkualifikasi Doktor. Dengan adanya skema PMDSU, Dirjen Ghufron optimis para lulusan nanti dapat mengisi kebutuhan SDM untuk kemajuan pendidikan tinggi Tanah Air.

"Biaya meluluskan Doktor dari PMDSU hanya satu per tiga dari biaya yang dibutuhkan untuk menyekolahkan Doktor di luar negeri. Dengan kualitas yang tak kalah baik. Bahkan, mereka ini lebih produktif, ada yang sudah menerbitkan lebih dari lima publikasi internasional, dan ada yang mencapai 22 publikasi," imbuh Dirjen Ghufron.

547 publikasi internasional

Apresiasi sama juga disampaikan Menristekdikti Mohamad Nasir kepada mahasiswa PMDSU yang banyak menyumbang jumlah publikasi internasional.

Tercatat hingga 9 September 2019, 547 publikasi telah dihasilkan 211 mahasiswa PMDSU dan 133 promotor.

Adapun dari PMDSU Batch III, publikasi terbanyak sementara diraih oleh Alexader Patera Nugraha (Unair) dengan 22 publikasi. Kemudian disusul oleh Putri Cahaya Situmorang (USU), R. Joko Kuncoro (Unair), dan Suhailah (Unair) masing-masing dengan 5 publikasi.

"Untuk mewujudkan SDM Unggul, Indonesia Maju sebagaimana visi Pemerintah, kita memerlukan inovasi-inovasi pada pendidikan. Salah satunya, yaitu melalui PMDSU. Para mahasiswa PMDSU ini adalah anak-anak bangsa yang bertalenta. Dan kami akan melakukan beragam program terobosan lain untuk mencari talenta-talenta terbaik," pesan Menteri Nasir.

Menteri Nasir mengingatkan para mahasiswa PMDSU agar menjadi insan yang berkarakter dan membekali diri dengan wawasan kebangsaan.

Baginya, lulusan PMDSU bukan sekadar menjadi Doktor biasa, tetapi harus tetap memiliki karakteristik khas Indonesia sehingga mampu melihat potensi berdasarkan keunggulan komparatif bangsa.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau