#MohtaRefire, Tak Rela Melepas Prof Dr Mohtar Mas’oed Pensiun dari UGM…

Kompas.com - 07/11/2019, 20:50 WIB
Ana Shofiana Syatiri

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wajah Prof Dr Mohtar Mas’oed, Guru Besar Hubungan Internasional Fakuktas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) tampak semringah.

Bersama keluarga, kerabat, rekan kerja, dan seratusan mahasiswa, merayakan pensiun yang jatuh pada 8 Oktober 2019, genap di usianya yang ke-70 tahun.

Perayaan pensiun Mohtar Mas’ed berlangsung di Auditorium Fisipol UGM pada Kamis (7/11/2019). Tampak hadir para sahabat seperti Duta Besar RI di Ceko Prof Dr Salim Said, Mantan Rektor UGM Ichlasul Amal, tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif, dan sejumlah akademisi lainnya.

Suasana perayaan “kemerdekaan” Mohtar Mas’oed berlangsung seru dan penuh canda tawa. Orang-orang terdekat seperti Salim Said, Wakil Dekan Fisipol Poppy Winanti, dan Luki Aulia (putri sulung Mohtar Mas’oed) menceritakan sosok lain yang selama ini tidak diketahui khalayak umum.

Baca juga: Guru Besar UGM: Eksekusi Mati Itu Penuh Risiko

Salim Said menceritakan masa saat dia pertama kali ingin sekolah di Ohio State University. Tidak seperti Mohtar Mas’oed yang sekolah karena beasiswa, Salim Said harus membiayai sendiri untuk kuliah.

Saat bertemu dosen Ohio State William Liddle, Salim disarankan untuk bertemu Mohtar.

“Dia membimbing saya sampai saya terdaftar di Ohio State. Dia mengajari saya statistik. Kalau saya belajar panggil orang datang ke apartemen bayar tujuh dollar per jam, sama Mohtar tidak saya bayar,” kata Salim Said disambut tawa ratusan orang yang hadir.

Menurut Salim yang juga dikenal sebagai pengamat militer, Mohtar juga dikenal sebagai orang yang responsif saat dibutuhkan. Ketika anaknya demam panas di Amerika, orang yang pertama dihubungi saat itu adalah Mohtar Mas’oed.

Tanpa pikir panjang, kata Salim, Mohtar mengantar dia dan anaknya ke rumah sakit. Sebab, saat itu Salim tak bisa menyetir mobil.

“Jadi kalau dia kalian bilang orang baik, Saya justified itu. Dia juga memberi kesan dia adalah guru yang baik,” ujarnya.

Baca juga: Guru Besar UGM: 75-375 Juta Manusia Terancam Alih Profesi di Era 4.0

Salim menegaskan, Mohtar Mas’oed adalah orang Indonesia pertama yang meraih gelar Doktor di Ohio State.

“Dan saya yang kedua,” selorohnya.

Di tempat yang sama, mantan rektor UGM Ichlasul Amal, menceritakan persahabatannya dengan pria yang pernah menjabat sebagai Dekan Fisipol UGM itu. Dia menyebut selalu bersama, walau usia keduanya berbeda 10 tahun.

“Saya kalau ada persoalan ya selalu ke Mohtar. Kantornya di muka saya,” ujarnya sambil tertawa.

Ichlasul juga menceritakan bahwa dirinya sangat terbantu dengan Mohtar yang melek komputer. Hal itu sangat membantu saat dia membuat disertasi.

“Saya tidak tahu komputer. Zaman saya masih mesin ketik,” selorohnya disambut gelak tawa da tepuk tangan di ruangan tersebut.

Wakil Ketua Dekan Fisipol UGM Poppy Winanti menceritakan pengalamannya menjadi murid Mohtar Mas’oed di Hubungan Internasional UGM. Menurut dia, Prof Mohtar, demikian dia memanggilnya, dikenal sebagai sosok yang tegas.

Dia mengingat ketika kuliah semester 1, Mohtar mau menyepakati jam masuk kelas menjadi pukul 07.30 dari jam 07.00, agar mahasiswanya tidak ada yang terlambat. Namun, yang terjadi tetap saja ada mahasiswa yang terlambat.

Baca juga: Dipertanyakan Kredibilitasnya sebagai Ahli oleh BW, Ini Respons Guru Besar UGM

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau