Sulitnya data scientist membuat gaji seorang data scientist semakin naik dan semakin mahal. Menurut Andy, fakta tersebut dianggap baik untuk orang-orang yang mampu menjadi data scientist.
"Bagi industri itu sendiri jadi mahal untuk memiliki skill itu sehinga menghambat progres yang harusnya bisa lebih cepat," tambah Andy.
Andy mengajak para industri dan universitas bekerja sama untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menguasai kompetensi dibutuhkan industri.
Ia juga menyebut pentingnya berkolaborasi dengan pihak untuk kampus agar bisa menyelesaikan masalah ketidakcocokan antara kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
"Supaya kita bisa dapat talent dari universitas. Bisa creating talent bukan cuma acquiring talent. Itu kunci di industri kita. Mau itu di bidang teknologi atau di bidang data," ujarnya.
Ia juga meminta pihak universitas agar terbuka dengan para industri dalam segi penyiapan kurikulum. Link and match perlu terus ditingkatkan.
"Kalau gapnya besar antara fresh graduate dengan talent yang dibutuhin di industri, ada problem tadi. Daripada rekrut fresh graduate, training tiga bulan, mending bajak sajalah. Kalau gapnya makin kecil, dari industri akan mau rekrut langsung dari kampus," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.