SMA Kolese Kanisius juga menerapkan pedagogi Ignatian dengan salah satunya belajar langsung di masyarakat. Murid-murid diajak tinggal bersama masyarakat dan mengamati kehidupan di masyarakat.
"Kami punya aspek pedagogi sendiri. Pedagogi yang sangat menekankan pada pengalaman. Pengalaman itu tak akan ada artinya kalau tidak diberikan meaning. Refleksi itu. Selalu bertanya apa hikmah yang ditemui," katanya.
Dari tahap refleksi, sekolah melihat aspek kritis murid saat terjun langsung di masyarakat. Beberapa pengalaman murid dilihat saat terjun langsung di masyarakat.
Baca juga: Nadiem Sebut Program Merdeka Belajar Sangat Berkaitan dengan Guru
Kegiatan yang dilakukan memuat pemahaman kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi dan seimbang.
Kolese Kanisius memadukan sintesa dalam beberapa mata pelajaran di sekolah yaitu ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter. Salah satu caranya adalah pembuatan karya ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan sekolah.
"Karya tulis ilmiah ini untuk memadukan satu kesatuan. Idenya ini sudah bisa menunjukkan kemampuan," tambahnya.
SMA Kanisius menyelenggarakan acara Presentasi Research Paper selama 20-23 Januari 2020. Kegiatan Presentasi Research Paper SMA Kanisius merupakan bagian dari penilaian akhir pendidikan SMA.
Drs. Eduard mengatakan ada 77 kelompok siswa XII yang terdiri dari 19 kelompok dari Ilmu Pengetahuan Sosial dan 58 kelompok dari Ilmu Pengetahuan Alam.
Presentasi Research Paper, lanjutnya, merupakan cara yang digunakan SMA Kolese Kanisius untuk menyurvei karakter siswa seperti disiplin, kejujuran, tekun, ulet, dan tanggung jawab.
"Ini bagian dari penilaian afektif. Bagaimama perpaduan ilmu pengetahuan dan penguatan karakter," kata Drs. Eduard.
Baca juga: Nadiem Makarim Tetapkan Program Merdeka Belajar, Salah Satunya Hapus UN
Adapun presentasi ini dilakukan oleh 231 siswa XII dan setiap kelompok dibagi terdiri dari tiga orang dan dibimbing oleh satu orang guru.
"Proses penyiapan paper ini sudah berjalan 1,5 tahun. Bahkan sejak kelas X. Sejak kelas XI sudah orientasi tema. Kelas XII sudah pembentukan kelompok," tambahnya.
Dalam proses pembuatan karya ilmiah, guru akan memantau perkembangan murid. Guru akan menilai tentang keaktifan, daya kritis, komunikasi, kejujuran, tanggung jawab, keuletan, dan kedispilinan murid.
"Karya tulis ini akan menambah nilai kelulusan murid. Ini bobot 50 persen di ujian sekolah," tambah Drs. Eduard.
Lewat presentasi Research Paper, sekolah juga bisa langsung menilai materi-materi pembelajaran seperti kemampuan berbahasa dan penguasaan materi sesuai dengan tema yang dipresentasikan.
Drs. Edward mengatakan Merdeka Belajar seperti presentasi Research Paper di Kolese Kanisius sudah berlangsung sejak delapan tahun yang lalu di tingkat SMP dan tiga tahun lalu di tingkat SMA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.