7 Cara Ciptakan Ruang Belajar Efektif untuk Anak, Tanpa Biaya Besar

Kompas.com - 22/01/2020, 15:27 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ruang kelas di sekolah memang dikondisikan agar anak fokus untuk belajar. Namun, bagaimana dengan di rumah?

Saat anak-anak beranjak remaja, umumnya anak sudah memiliki kamar pribadi dan selera ruang belajarnya sendiri. Namun, jika kini anak masih di usia sekolah dasar, baiknya orang tua membantu anak dengan menyediakan ruang belajar layak.

Ada sejumlah manfaat saat anak memiliki ruang belajarnya sendiri di rumah, yakni anak menjadi lebih fokus, anak memiliki ruang untuk berkreasi, hingga membangun kebiasaan untuk belajar sejak dini.

Psikolog anak Devi Sani mengatakan, untuk anak SD yang baru pertama kali atau telah menjalani serangkaian ulangan hingga ujian sekolah, perlu disediakan ruang belajar di rumah agar mereka paham bagaimana cara belajar yang efektif.

Baca juga: 5 Cara Orangtua Membantu Anak Mengatur PR Sekolah

“Dengan begitu, anak tidak akan belajar di ruang televisi yang membuat fokusnya terganggu karena ingin menonton. Atau anak juga tidak akan belajar di kasur yang membuatnya mengantuk,” papar Devi saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Berikut cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menyediakan ruang belajar ramah anak di rumah.

1. Tentukan ruang bersama

Putuskan bersama di mana lokasi anak akan belajar. Bantu ia menata ruang belajar tersebut dengan materi-materi belajar maupun perlengkapan berkreasi.

Untuk anak SD yang baru pertama kali ujian, bisa diajarkan tentang bagaimana cara belajar yang efektif dengan cara menyediakan meja, kursi, buku soal, serta jam.

2. Waktu yang realistis

Tentukan berapa lama akan belajar. Pastikan untuk menyesuaikan dengan usia anak. Untuk anak kelas 1-2 SD, orangtua bisa mulai menetapkan waktu pendek dahulu, misalnya selama 5 menit, lalu perlahan dinaikkan. Waktu tersebut bisa lebih lama bila memang anak membawa PR dari sekolah.

Lakukan kebiasaan belajar ini setiap hari walau anak tak memiliki PR. Dengan menjadikannya sebuah kebiasaan, maka anak tak akan menganggap belajar menjadi paksaan apalagi beban saat akan menghadapi ujian.

Halaman Berikutnya
Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau