KOMPAS.com - Proyek desa menjadi kegiatan yang paling menarik diantara delapan contoh kegiatan di luar kampus dalam kebijakan Kampus Merdeka.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim dalam Forum Perguruan Tinggi untuk Desa “Kampus Merdeka Untuk Desa” di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
“Dari semua jenis laut terbuka yang paling menarik buat saya adalah proyek desa. Kenapa? Karena proyek desa adalah, bayangkan desa itu seperti dunia mikro dari semua permasalahan di negeri kita. Bener ga? Hampir semua jenis permasalahan itu ada skala kecilnya di dalam suatu desa,” ujar Nadiem.
Menurutnya, mahasiswa yang melakukan kegiatan proyek untuk desa akan membantu memecahkan masalah-masalah kecil yang ada di desa.
Baca juga: Kampus Merdeka, 8 Kegiatan Mahasiswa Luar Kampus yang Bisa Jadi SKS
Ia menyebutkan, masalah-masalah berskala kecil di desa sebenarnya adalah skala besar di tingkat nasional.
“Jadi jangan lupa solusi-solusi terbaik yang pernah diketemukan di tingkat nasional bermulai dari solusi kecil,” katanya.
Nadiem menyebutkan medan latihan terbaik untuk membangun lulusan-lulusan dan calon pemimpin masa depan yang bisa memecahkan masalah-masalah terumit di masa depan adalah desa.
Ia beralasan penyelesaian masalah-masalah berskala kecil akan langsung berdampak kepada pengembangan desa.
“Karena saya Mendikbud, saya harus melihat dampak (kegiatan) ke mahasiswa,” tambah Nadiem.
Adapun laut terbuka yang Nadiem katakan merujuk kepada kegiatan belajar mahasiswa di luar kampus yang dapat dipilih mahasiswa.
Nadiem mengibaratkan kegiatan belajar mahasiswa di laut terbuka adalah perumpamaan penempaan kemampuan adaptasi mahasiswa melalui kegiatan pembelajaran di luar kampus.
Proyek Desa di Kampus Merdeka
Proyek desa adalah satu dari delapan kegiatan di luar kampus yang bisa mendapatkan bobot SKS (Satuan Kredit Semester) di kebijakan Kampus Merdeka.
Kegiatan proyek desa merupakan bagian dari pemberian hak kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar program studi dan melakukan perubahan definisi Satuan Kredit Semester (SKS).
Proyek desa menurut penjelasan Kemendikbud merupakan proyek sosial untuk membantu masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lainnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan bersama dengan aparatur desa (kepala desa), BUMDes, Koperasi, atau organisasi desa lainnya.
Baca juga: Kampus Merdeka, Nadiem Ibaratkan Belajar di Luar Prodi seperti Belajar di Laut Lepas
Selain proyek desa, ada tujuh kegiatan lain di luar kampus yang bisa mendapatkan bobot SKS. Tujuh program lainnya adalah magang/praktik kerja, mengajar di sekolah, pertukaran mahasiswa, riset/penelitian, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, dan proyek kemanusiaan.
Semua kegiatan dalam kebijakan Kampus Merdeka seperti proyek desa wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar.
Kegiatan di luar kampus seperti proyek di desa dapat diambil sebanyak dua semester atau setara dengan 40 sks.
Menurut Nadiem, terdapat perubahan pengertian mengenai SKS. Setiap SKS diartikan sebagai 'jam kegiatan', bukan lagi 'jam belajar'.
Kegiatan di luar kampus seperti proyek desa nantinya adalah program yang ditentukan pemerintah atau program yang disetujui oleh rektor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.