Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

100 Hari Nadiem Makarim, Merdeka UN tapi Belum Merdeka Beban Belajar

Kompas.com - 31/01/2020, 18:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ide satu pelajaran diampu dua guru tentu dapat menyelesaikan masalah guru yang kekurangan jam mengajar.

Hapus UN dan meringankan beban belajar

Dion Ginanto, Ph.D, Pemerhati Pendidikan dan Guru SMAN 1 Batang Hari, Jambi.DOK. TANOTO FOUNDATION Dion Ginanto, Ph.D, Pemerhati Pendidikan dan Guru SMAN 1 Batang Hari, Jambi.
Tentu hal ini juga menjadi alternative solusi bagi sekolah yang mempunyai rombongan belajar (rombel) kecil, gurunya tak perlu susah payah melamar ke sekolah lain untuk sekedar memenuhi tuntutan sertifikasi yang harus mengajar 24 jam satu minggu.

Ide ini berbeda dengan ide Mantan Mendikbud Muhadjir Effendy yang merekomendasikan satu guru mampu mengajar dua mata pelajaran yang berbeda.

Ide Pak Muhadjir sempat mendapat penolakan, karena akan membebani guru yang tidak menguasai mata pelajaran lain.

Akan tetapi jika satu mata pelajaran diampu oleh dua guru, maka guru tersebut tidak akan merasa terbebani, namun sebaliknya terkesan mendapat keringanan. Satu pelajaran dua guru juga akan meningkatkan kolaborasi antara guru semata pelajaran atau guru serumpun.

Saya yakin dan percaya, guru-guru di Indonesia akan setuju dengan ide ini. Karena sedikit jam mengajar dapat berpengaruh pada kreatifitas ide dan inovasi guru dalam mengajar.

Sehingga nantinya guru tak lagi melulu mengajar untuk memenuhi tuntutan kurikulum, melainkan guru dapat lebih merdeka dalam memupuk dan menemukan bakat terpendam siswa kemudian dengan tangan dinginnya, mengarahkan pada aktifitas yang tepat.

Saya selalu mendukung ide dan gagasan progresif dari Bapak Nadiem, semoga Merdeka Belajar benar-benar dirasakan hingga ke pelosok tanah air dengan menghapus UN dan mengurangi beban mata pelajaran siswa.

Penulis: Dion Ginanto, Ph.D, Pemerhati Pendidikan dan Guru SMAN 1 Batang Hari, Jambi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau