"ANPS Teachers Conference" Ajak Guru Miliki Kompetensi agar Tak Terganti Robot

Kompas.com - 17/02/2020, 10:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak hanya murid yang perlu mengembangkan ilmu, pengetahuan, dan kemampuan demi bisa sejalan dengan perkembangan zaman. Guru sebagai "kepala kelas" juga harus memperbaharui diri guna melahirkan anak didik yang diapresiasi era industri.

The Association of National and Private Schools (ANPS) memandang bahwa guru adalah sosok penting dalam pendidikan, baik dalam membangun budaya, membuat keputusan strategis, serta mengawasi kinerja para siswa.

Itulah sebabnya, keterlibatan guru dengan para pemimpin sukses di dunia pendidikan memiliki manfaat amat penting untuk mengendalikan lingkungan belajar yang mampu menghasilkan perubahan positif, baik bagi perilaku guru maupun prestasi siswa.

Untuk terus meng-upgarde kemampuan para guru, ANPS menyelenggarakan program "Profesional Development" yang mempertemukan guru dengan para tokoh inspiratif dan sukses melalui Teachers Conference 2020 bertema Take Charge: Teacher as Chief Learning Officers.

Baca juga: 3 Syarat Pendidikan Karakter Berjalan Efektif

"Tiga tahun lalu, kita mengganti strategi, jadi kita melakukan apa yang "what we do best'" yaitu Profesional Development," papar Treasurer ANPS Thelma Poetiray kepada Kompas.com, di Beacon Academy, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (15/2/2020).

Guru manusia yang tak tergantikan robot

Program Profesional Development dibuat dalam bentuk sesi pelatihan yang dihadiri banyak tokoh, dimulai pukul 07.30 dan berakhir pada 16.30.

Para tokoh yang dihadirkan memberi inspirasi tentang cara mengajar hingga bagaimana guru berinteraksi dengan murid agar proses belajar mengajar tak hanya efektif namun menghasilkan output yang positif.

Salah satu sesi yang ditunggu dan menarik perhatian ialah sesi bertajuk "Gurunya Manusia" yang diisi oleh direktur School of Human (Sekolah Manusia) Cibubur Munif Chatib M.Pd.

Baca juga: 7 dari 10 Profesi Paling Bersinar 2022 Butuh Skill dari Jurusan Ini

Munif yang juga merupakan dosen FKIP dan CEO Konsultan Next Edu menyebut, guru harus mengasah kreativitasnya dalam membangun relasi dengan siswanya. Membangun relasi menjadi poin penting di era revolusi industri 4.0 agar peran guru tidak digantikan oleh robot.

Lalu, di sesi lain hadir Google Earth Education Expert Steven Sutanto yang mengajak peserta untuk merasakan keseruan kelas bila guru menggunakan sejumlah aplikasi edukasi milik Google.

The Association of National and Private Schools (ANPS) Teachers Conference 2020 bertema Take Change: Teacher as Chief Learning Officers.Dok. KOMPAS.com/AYUNDA PININTA KASIH The Association of National and Private Schools (ANPS) Teachers Conference 2020 bertema Take Change: Teacher as Chief Learning Officers.

"Dengan Google Earth, siswa bisa berkeliling dunia di dalam kelas," papar Steven.

Misalnya saat mempelajari Koloseum di Roma sebagai salah satu keajaiban dunia. Google Earth dapat membuat siswa menjelajah Koloseum dengan lebih dekat, melihat bentuk bangunan, bahkan melihat sekeliling dengan teknologi 360 derajat. "Ibarat sedang field trip," lanjut Steven.

Tak hanya itu, bila guru menggunakan Google Expedition, kegiatan belajar sistem pernapasan akan lebih hidup karena disuguhkan dalam tayangan 3D. Sehingga pelajaran Geografi hingga Biologi dapat terasa lebih menyenangkan.

“Hari ini, kita bicara banyak tentang teknologi. Teknologi yang harus support learning, bukan teknologi yang biasa digunakan. Teknologi dapat membantu guru mencapai tujuan,” tutut Thelma.

Lebih dari 20 tokoh pembicara yang hadir untuk menginspirasi para guru. Thelma menerangkan, program Profesional Development semacam ini tidak hanya diselenggarakan untuk guru dari TK sampai kelas 12, namun juga untuk para leaders seperti kepala sekolah, direktur sekolah, pemilik, maupun pihak yayasan.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau