KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, mengemukakan bahwa saat ini perubahan paradigma mengenai budaya dan sinergi antara para pemangku kepentingan kebudayaan menjadi sangat penting.
Hal itu disampaikan Nadiem dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kebudayaan Tahun 2020 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Rabu (26/02/2020).
“Perubahan pertama adalah organisasi dan struktur organisasi. Kita mendobrak atau menghilangkan sekat-sekat sehingga sekarang aktivitas-aktivitas budaya lintas disiplin bisa terjadi dengan cara yang lebih efisien, lebih mudah, lebih lincah,” kata Nadiem dalam siaran pers yang diterima KOMPAS.com.
Nadiem mengatakan perubahan paradigma budaya Indonesia dari yang tadinya hanya bersifat menjaga atau disebut sebagai paradigma budaya defensif menjadi ofensif.
“Ini harus berubah. Kita ingin budaya kita (Indonesia) menjadi budaya yang ofensif, di mana kita bukan hanya menunjukkan keberagaman dan kebhinekaan kita di dalam negara kita di masing-masing daerah tapi juga kita tampil di panggung dunia," ujar Nadiem.
Menurutnya, diplomasi budaya merupakan suatu prioritas Kemendikbud ke depan. Nadiem, melanjutkan, Indonesia akan bergerak maju ke panggung dunia untuk memamerkan kekayaan budaya pada tahun 2020 atau maksimal di tahun 2021.
Nadiem mengatakan paradigma yang harus diubah adalah paradigma yang melihat seni dan budaya hanya sebagai suatu aktivitas masyarakat saja.
Menurut Nadiem, kebudayaan harus ditonjolkan dan dikembangkan. Dengan demikian, kebudayaan menjadi alasan bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk datang ke daerah tersebut sehingga akan memberikan dampak langsung terhadap masyarakat di tempat itu.
“Di situlah di mana budaya memberikan manfaat yang langsung ke ekonomi lokal, manfaat bagi masyarakat dari sisi ekonomi yang luar biasa dan perkembangan ekonomi itu bisa benar-benar menjadi suatu hal yang besar, itulah kekuatan budaya,” jelas Nadiem.