Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/03/2020, 14:02 WIB

KOMPAS.com - Masalah perundungan atau bullying menjadi masalah serius dan mendapat perhatian khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Bahkan, Mendikbud Nadiem menyebut bullying sebagai salah satu dari tiga "dosa" di sekolah selain radikalisme dan pelecehan seksual.

"Saya sangat setuju bahwa enggak bisa hal-hal yang negatif ini hanya dilakukan dengan penguatan karakter. Harus ada tindakan tegas. Harus ada konsekuensi yang sangat berat bagi pelaku yang bisa disebut 'dosa-dosa 'di sekolah kita,"ujar Nadiem di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Ia menegaskan, "dosa-dosa ini secara pribadi, menurut saya, ada tiga dosa yang harusnya ada penindakan. Satu adalah radikalisme yang diajarkan kepada anak-anak kita. Kedua adalah kekerasan seksual, dan ketiga adalah kekerasan yaitu bullying."

Baca juga: Sekolah Inklusi, Jangan Ada Bullying di antara Kita...

Kepada Kompas.com, Kurniawati, guru SMPN 17 Tanjung Jabung Timur, Jambi menyampaikan fenomena atau masalah bullying ini seperti "gunung es", hanya terlihat dipermukaannya.

Kasus-kasus besar saja yang terekspos di media massa. Faktanya, banyak sekali kasus-kasus bullying yang terjadi baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.

Keluarga elemen dasar pencegah terjadinya bullying

Menurut Kurniawati, mengutip riset dilakukan Workplace Bullying Institute, perundungan paling besar terjadi justru di keluarga. Persentasenya mencapai 44 persen. Disusul di lingkungan kerja 33 persen, dan di lingkungan sekolah 19 persen.

Ia menyebut ada beberapa hal dapat dilakukan keluarga, agar anak–anak terjauh dari bullying dan tidak menjadi pelaku bullying. Di dalam keluarga hendaknya dibangun rasa percaya diri anak. Ajarkan cinta kasih antar sesama. Memang kita berbeda namun bukan untuk saling menyakiti.

“Kembangkan kemampuan sosialisasi anak agar dia mampu beradaptasi di lingkungan mana saja. Pupuk keberanian dan ketegasan anak agar tidak menjadi korban bullying,” kata Kurniawati yang juga Fasilitator Pembelajaran Program PINTAR Tanoto Foundation.

Agar anak-anak tidak menjadi pelaku bullying, Kurniawati menjelaskan dapat dilakukan dengan beberapa cara;

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+