Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gen": Memanfaatkan Pengetahuan, Menyelamatkan Nyawa

Kompas.com - 22/05/2020, 18:51 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Sampel pertama-tama dicampur reagen yang bisa mengekstrak RNA, kemudian menjalani proses PCR (“fotokopi”) yang bisa melipatgandakan RNA virus.

Apabila di sampel ada RNA virus yang bisa digandakan PCR dan kemudian terdeteksi, itu menunjukkan hasil positif: sampel berasal dari orang terinfeksi SARS-CoV2.

Pengenalan dan deteksi coronavirus didasari pengetahuan dan teknik genetika yang telah ditemukan: keberadaan dan struktur DNA dan RNA, struktur dan sifat virus, dan teknik tes DNA yang melibatkan ekstraksi dan PCR.

Baca juga: Hari Buku: Menolak Tamat Ketika Roda Penerbitan Terhalang Covid-19

Mencegah dan mengobati

Sesudah menyadari bahwa wabah penyakit pernapasan yang bermula akhir tahun 2019 di Wuhan disebabkan coronavirus jenis baru, salah satu langkah pertama yang dilakukan para saintis di Tiongkok adalah berusaha membaca (sekuensing) genom virus itu.

Genom adalah keseluruhan isi bahan genetis suatu makhluk hidup; dalam hal coronavirus baru, itu berarti seluruh RNA-nya.

Bahan genetis (DNA dan RNA) berupa molekul panjang yang mengandung informasi yang tertulis dengan “huruf” kimia berupa empat jenis basa nitrogen: adenin (A), sitosin (C), guanin (G), dan timin (T) di DNA atau urasil (U) di RNA.

“Instruksi” pembentukan suatu makhluk hidup adalah kalimat panjang yang terdiri atas empat jenis huruf.

Misalnya, 60 “huruf” pertama genom SARS-CoV2 (dalam bentuk DNA) adalah sebagai berikut:
ATTAAAGGTT TATACCTTCC CAGGTAACAA ACCAACCAAC TTTCGATCTC TTGTAGATCT

Gagasan membaca genom makhluk hidup sudah ada sejak 1980-an.

Baca juga: Re;nkarnasi Karya Terbaru Maman Suherman: Lebih Fiksi dari Fiksi

 

Dianggap bahwa bila sekuens keseluruhan genom suatu makhluk hidup diketahui, kita akan mendapat informasi berharga yang memungkinkan kita mengerti lebih jauh bagaimana makhluk hidup itu terbentuk dan berfungsi.

Upaya membaca genom paling ternama sejauh ini adalah Human Genome Project, pembacaan seluruh DNA manusia, yang berlangsung antara 1990 dan 2003, dan hasilnya, kita sudah mengetahui secara umum gambaran keseluruhan genom manusia.

Genom manusia panjangnya sekitar tiga miliar pasangan basa nitrogen. Dibanding itu, genom coronavirus baru yang kemudian dinamai SARS-CoV2 sangat pendek: hanya 30 ribu pasangan basa.

Namun informasi sesedikit itu sudah mampu menimbulkan dampak luar biasa besar bagi manusia.

Evolusi atau konspirasi?

Dalam diskusi melalui Zoom, muncul pula bahasan tentang asal-usul virus SARS CoV2.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com