Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah Indonesia Membuka Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah?

Kompas.com - 29/05/2020, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah menyiapkan skenario agar masyarakat bisa melakukan kegiatan produktif di tengah pandemi COVID-19 seperti sektor ekonomi. Di dunia pendidikan, pemerintah akan membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah dan perguruan tinggi.

"Bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga kita kembali lagi mulai memikirkan bagaimana proses pendidikan pembelajaran di sekolah, di kampus, sudah mulai harus kita hidupkan kembali, kita jalankan kembali,” jelas Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto di Jakarta, Kamis (28/5).

Terkait skenario pembukaan kegiatan belajar mengajar di sekolah, Yuri memastikan bahwa semua itu tergantung pada kondisi epidemologi di tiap-tiap wilayah. Sebab, kondisi masing-masing daerah tidak sama.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian-kajian komprehensif untuk mengendalikan epidemologi COVID-19 pada tiap daerah tersebut sebelum kemudian dapat diputuskan untuk menjalankan skenario agar masyarakat dapat kembali produktif di masa pandemi.

"Tentunya, ini akan sangat tergantung pada kondisi epidemologi daerah itu saat ini,” jelas Yuri.

Rencana pembukaan kegiatan belajar mengajar di sekolah mendapatkan tanggapan beragam. Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (Wasekjen FSGI), Satriwan Salim mengatakan wacana pembukaan sekolah pada pertengahan Juli 2020 harus dipikirkan matang-matang, tidak tergesa-gesa, dan harus memperhatikan data terkait penanganan Covid-19 di tiap wilayah.

Baca juga: Kegiatan Belajar di Sekolah Bisa Dilakukan, Asal...

Menurutnya, rencana pembukaan kegiatan sekolah menuntut koordinasi, komunikasi, dan validitas data yang ditunjukkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Jika kondisi penyebaran Covid-19 masih tinggi, sebaiknya opsi memperpanjang metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah yang terbaik," kata Satriawan dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com.

Satriawan mengatakan keselamatan dan kesehatan siswa dan guru adalah yang utama, menjadi prioritas. Mengingat kasus-kasus seperti di Perancis, Finlandia, Korea Selatan, dan lainnya.

"Guru dan siswa jadi korban positif Covid-19 setelah sekolah dibuka (diaktifkan) kembali pascapandemi. Tak menutup kemungkinan ini bisa terjadi di Indonesia. Jangan sampai sekolah dan madrasah menjadi kluster terbaru penyebaran Covid-19," ujarnya.

Fakta di sejumlah negara yang menunjukkan perkembangan ancaman penyebaran Covid-19 Gelombang ke-2. Ancaman ini akan sangat menakutkan bagi siswa, orang tua, dan guru.

Keputusan pembukaan sekolah tak bisa diambil sembarangan. Perlu pengkajian serius bekerjasama dengan para ahli seperti dokter, ilmuwan, komunitas guru, pakar epidemiologi, dan lainnya.

Koordinasi buruk perlu diperbaiki

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau