Sang anak pun hanya bisa terisak karena waktu tak bisa berputar kembali untuk menemui ayahnya yang menunggu di rumah. Ia hanya bisa merindu masa-masa bahagia melalui 10 lembar foto peninggalan ayah.
Telepon maupun video callyang rutin setiap hari bisa jadi tak berguna ketika dua orang yang berbicara saling menyembunyikan perasaan mereka.
Keinginan untuk tidak membuat khawatir orang lain yang jauh di sana hingga akhirnya menutupi kenyataan yang sebenarnya bisa menjadi penyesalan bagi kedua belah pihak.
Baca juga: Di Saat-Saat Ini, Jangan Mudah Merasa Ambyar
Meskipun berniat baik dan tak ingin membuat khawatir, perasaan sedih dan ingin bertemu ini harus tetap disampaikan secara jujur agar kedua belah pihak yang merindu saling mengetahui perasaan masing-masing.
Apalagi dalam kondisi pandemi yang serba tak menentu ini. Rasanya perasaan rindu jadi bertambah berkali-kali lipat jika tidak bisa disampaikan kepada pemilik rindu.
Jika kita selalu jujur, setidaknya hanya fisik saja yang berjauhan, bukan perasaan yang semakin menjauh.
Belajar dari “Seribu Wajah Ayah”, novel ini mengingatkan kita bahwa komunikasi bukan hanya sekedar sering atau tidaknya, tapi juga jujur atau tidaknya kita saat sedang merindu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.