Oleh: Makinuddin Samin | Spesialis Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Program Pintar Tanoto Foundation
Kompas.com - Belajar jarak jauh merupakan hal baru, tak sedikit guru dan kepala sekolah mengalami kebingungan menyelenggarakan belajar dari rumah.
Akhirnya yang terjadi, guru memberi penugasan yang sekadar mengisi waktu seperti meringkas atau mengerjakan soal-soal di buku paket.
Namun, Covid-19 setidaknya telah memberikan sebuah pembelajaran kepada para pendidik selama PSBB ini bagaimana menyusun strategi lebih baik dalam BDR (belajar dari rumah) menghadapi tahun ajaran baru nanti.
Pembelajaran dari rumah, menurut penulis bisa dipilah menjadi dua bentuk: belajar dengan penugasan dan belajar jarak jauh/daring. Keduanya dilakukan demi pencegahan penularan Covid-19.
Belajar dengan penugasan dilakukan sebagai jalan keluar menghadapi sejumlah keterbatasan yang dimiliki guru, orangtua, maupun siswa menyelenggarakan belajar daring.
Tak banyak guru yang terbiasa dengan pembelajaran daring. Tak semua orangtua dan siswa memiliki perangkat komunikasi (android) atau kemudahan mengakses sinyal internet.
Meskipun begitu tak sedikit pilihan sekolah untuk bisa menyelenggarakan belajar dari rumah dengan penugasan. Lalu apa pilihannya?
1. Pengaturan waktu dan jarak di sekolah
Kepala sekolah bisa mengatur penjadwalan pengambilan tugas di sekolah dari guru untuk siswa. Kelas dan Rombongan Belajar (Rombel) diatur terpisah waktu dan jarak saat pengambilan tugas.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan