Keberhasilan negara kuat matematika ini, jelas Dwi sangat beralasan.
"Negara-negara ini jumlah mapel (mata pelajaran) tidak sebanyak Indonesia dan matematika menjadi mapel yang diberi penekanan cukup besar, sehingga matematika di negara-negara tersebut sangat baik," jelas Dwi.
Selain kompetisi seperti I-EMC, Dwi melihat kompetensi guru menjadi daya ungkit peningkatan kompetensi numerasi siswa Indonesia.
"Perlu adanya perubahan dan peningkatan kompetensi guru. Kalau kompetensi guru belum cukup baik untuk melakukan pengajaran yang lebih baik, permasalahan ini akan terus berlanjut," tegas Dwi.
Hal senada disampaikan Ade Kiki Ruswadi, Anggota Komite I-EMC. "Pelaku pendidikan harus bertanya kembali tujuan pembelajaran numerasi. Tujuan akhir ingin membentuk genarasi yang memiliki kemampuan pikir nalar yang kritis dan kreatif," ujar Kiki.
Baca juga: 4 Tips Kembangkan Keterampilan Awal Matematika pada Anak
Namun, ia melihat saat ini Kebanyakan guru matematika masih fokus ke materi saja. Sebagian guru masih melihat matematika sebagai hafalan rumus dan kemampuan menyelesaikan tugas. Ini belum banyak berubah diubah.
"Banyak sudut pandang harus diubah. Seperti fitness, konten belajar matematika itu hanya sebagai alat. Namun hasil akhir pendidikan kita banyak menuntut anak jago ini dan itu," ungkapnya.
Ia menambahkan, "Outputnya seharusnya bagaimana siswa dapat mengoptimalkan kemampuannya. Bukan membawa alat fitness setiap saat yang menjadi beban. Belajar (matematika) bukan tentang nilai."
Dwi menambahkan I-EMC ini diadakan bertujuan seperti pertandingan-pertandingan lain.
Ia menjelaskan, "melalui kompetisi anak ditantang untuk menerapkan ilmu yang sudah mereka pelajari. Bukan hafalan. Kapan memanfaat gometri, kapan memanfaatkan aljabar."
"Matematika adalah bagaimana menyelesaikan soal-soal dengan logika berpikir yang efisien dan mengenai sasaran. (Kompetisi matematika) ini akan membantu membentuk logika berpikir," tutup Dwi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.