Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Tahun Ajaran Baru, Melirik Belajar "Santai Berkualitas" ala Finlandia

Kompas.com - 14/07/2020, 14:46 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Oleh: IningIsaiyas| Penerbit KPG

KOMPAS.com - Tahun ajaran baru telah dimulai pada Senin, 13 Juli 2020. Sebagian orangtua telah merelakan anaknya kembali ke bangku sekolah meski dengan perlindungan seadanya.

Sebagian lainnya masih diliputi kekhawatiran dan tetap meminta anaknya diizinkan belajar dari rumah.

Para orangtua yang khawatir bagaimana mendampingi anak belajar dari rumah, rasanya perlu menimba perspektif dan inspirasi dari siaran “Senang Belajar ala Finlandia”.

Bincang daring yang diprakarsai oleh Diaspora Indonesia Finlandia-Estonia dan PPI Finlandia ini menghadirkan Ratih D. Adiputri, penulis buku Sistem Pendidikan Finlandia, dan Desiree Luhulima-Salo, guru bahasa Indonesia di salah satu sekolah di Finlandia.

Masing-masing menyampaikan prinsip-prinsip belajar yang penting untuk anak yang sedang menempuh pendidikan dasar.

Santai berkualitas

“Santai tapi berkualitas!” Itulah salah satu prinsip yang dipegang dalam proses belajar-mengajar di Finlandia.

Di tengah pandemi ini, misalnya, siswa diajak untuk belajar dari hal-hal sederhana dari lingkungan rumah: membereskan tempat bermain, memperhatikan menu makan, menanam benih dan mengikuti perkembangannya, dan lain-lain.

Baca juga: Mendikbud Nadiem: Tatap Muka di Tahun Ajaran Baru, Itu Hak Orangtua

 

Konteks lebih luas dari hal ini adalah bahwa di pendidikan dasar yang menjadi fokus bukanlah pengetahuan melainkan kebiasaan, karakter, dan belajar cara belajar—anak distimulus punya rasa ingin tahu dan dilatih mencari jawaban sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang ingin diketahuinya.

“Saya pikir penguatan karakter anak di pendidikan dini dan sekolah dasar ini penting. Jadi jangan utamakan nilai-nilai, tapi utamakan karakter mereka. Karakter yang baik kepada orang, rajin di rumah, itu lebih digalakkan,” pesan Ratih Adiputri.

Dalam sistem pendidikan Finlandia, bahasa ibu serta agama penduduk sangat dihargai.

Kedua hal ini dianggap sebagai bagian identitas sekaligus aset. Dalam mempelajari suatu bahasa, seorang anak dianjurkan untuk belajar dari penutur jati (nativespeaker).

Desiree menyampaikan tip praktis, bimbinglah pelajaran sekolah dan pekerjaan rumah/PR anak dalam bahasa ibu. Dengan demikian anak juga mengenal bahasa ilmu pengetahuan dalam bahasa ibunya.

Di samping itu dipercaya bahwa kemultibahasaan sangat mendukung bagi perkembangan otak anak.

8 hal penting

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau