Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2020, 15:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sejak 2015 hingga 2019, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan sebesar 278 persen dari Bangladesh dan 500 persen dari Nepal.

Berbicara mengenai pandemi, tingkat penularan di Bangladesh dan Nepal sedang sangat tinggi. Hal ini seiring dengan kapasitas pemerintah dalam melakukan pengetesan.

Selain itu, kasus baru meningkat secara drastis di sekitar akhir Mei dan awal Juni dikarenakan adanya arus balik dari masyarakat ke ibukota setelah mudik merayakan Hari Raya Idul Fitri, serta kembalinya tenaga kerja asing ke Bangladesh berbarengan dengan pelonggaran aturan lockdown.

Pandemi ini menyebabkan beberapa agenda KBRI Dhaka terhambat, seperti batalnya Indonesia Fair di Bangladesh yang seharusnya dilaksanakan April lalu dan tertundanya pembentukan Foreign Office Consultation dengan Nepal.

Namun, pandemi ini menimbulkan peluang kerja sama barukhususnya dalam pengadaan alat-alat kesehatan dan produksi obat-obatan dikarenakan Bangladesh unggul di bidang farmasi, serta terbukanya kesempatan Indonesia untuk memasok bahan baku medis dari Tiongkok ke Bangladesh sendiri.

Di luar itu, WNI merupakan prioritas dalam pelaksanaan diplomasi antara Indonesia di Bangladesh dan Nepal.

KBRI Dhaka telah menyalurkan bantuan terhadap WNI di Bangladesh dan Nepal dalam bentuk biaya pengobatan, akomodasi, dan alat-alat kesehatan yang nilainya mencapai Rp500 juta rupiah, dan akan disalurkan tambahan senilai Rp400 juta.

Warga Peru dan Bolivia adakan kursus bahasa daring saat pandemi

Selanjutnya, Marina Estella Anwar Bey selaku Duta Besar LBBP RI untuk Republik Peru dan Bolivia menyatakan Indonesia dan Peru telah menjalin hubungan bilateral dengan berfokus di bidang perdagangan, turisme, dan investasi.

Dalam lima tahun terakhir, perdagangan Indonesia dengan Peru dan Bolivia selalu dalam keadaan surplus.

KBRI Lima juga turut aktif dalam mengenalkan Indonesia pada masyarakat Peru dan Bolivia dengan meluncurkan buku tentang Indonesia dalam bahasa Spanyol, menyelenggarakan kelas tari, dan kursus bahasa Indonesia secara online.

Baca juga: FP Ubaya dan PPI: Penguatan Kapasitas Perempuan di Tengah Pandemi

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com