"Bahwa setiap anak-anak Indonesia memiliki keistimewaannya sendiri, bahwa yang hebat itu tidak hanya yang pandai sains atau matematika, tetapi juga yang memiliki talenta dan kemampuan di bidang bahasa, seni, budaya, olahraga, dan banyak hal lainnya yang betul-betul tidak pernah sebelumnya dibayangkan karena pengaruh kemajuan teknologi informasi sekarang," jelas Asep.
Ia kembali menegaskan, "kita juga selayaknya memandang prestasi anak-anak tidak hanya dari sudut pandang sempit, tapi dari pandangan yang holistik dan bijak."
Baca juga: Pusat Prestasi Nasional: Covid Tidak Boleh Surutkan Semangat Siswa untuk Berprestasi
Terdapat 6 babak penyisihan dan 4 babak eliminasi. Tim Indonesia menyelesaikan 6 nabak penyisihan dengan hasil 4 kemenangan dan 2 kekalahan. Babak penyisihan ke-1 Tim Indonesia menang atas Jepang.
Di babak penyisihan ke-2, tim Indonesia mengalahkan tim Kazakhtan. Pada babak penyisihan ke-3, Tim Indonesia mengalahkan tim Filipina dan pada babak ke-4, Indonesia mengunci tiket ke babak eliminasi mengalahkan tim Bangladesh.
Tim Indonesia kehilangan poin di babak penyisihan 5 dan 6 dan harus mengakui keunggulan tim India dan tim Malaysia.
Pada babak Eliminasi, langkah tim Indonesia terhenti oleh tim Amerika Serikat dengan skor tipis 3-2. Di divisi Maya OWSDC, skor tim Indonesia menempati peringkat 5.
Kepala Puspresnas mengungkapkan raihan prestasi individu "Best EFL Speaker" mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu saat Indonesia mendapat penghargaan di Bangkok.
Baca juga: Siswa Indonesia Sapu Bersih Juara Kompetisi Matematika IEMC 2020
Puspresnas Kemdikbud juga menyampaikan komitmennya untuk tetap melanjutkan pembinaan tim debat Indonesia untuk kompetisi selanjutnya.
Tahun 2021, terdapat dua kali kompetisi debat dunia yang dilakukan daring, yakni OWSDC 2021 di bulan Februari dan Macau WSDC 2021 di bulan Juli.
"Ini amanat dari konstitusi kita untuk melayani peserta didik sesuai dengan talenta dan potensinya untuk berkembang.
Ia menambahkan, "lebih dalam lagi, prestasi itu adalah puncak puncak pencapaian aktualisasi diri anak-anak Indonesia untuk belajar memainkan peran kebermanfaatan baik bagi diri, keluarga, dan lingkungannya, bangsa dan negara."
"Tugas orangtua, pemerintah, dan masyarakat adalah memfasilitasi atau mengasuh agar anak-anak menyadari potensinya, mengasahnya, melejitkannya, menjadi bekal hidupnya, dan merayakan manfaatnya," tutup Asep.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan