Diskusi dua arah akan membantu anak berpikir apa yang benar atau salah, sisi positif dan negatif, mengenal arti konsekuensi, untuk kemudian mengambil keputusan.
2. Alokasikan waktu
Berikan anak kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan aktivitasnya sendiri tanpa didampingi orangtua.
Mulailah dari aktivitas sederhana, seperti makan, memakai baju, merapikan mainan atau kamar tidur dan aktivitas harian lainnya.
Hindari menggunakan standar orang dewasa dalam menilai hasil kerja anak. Hargai usaha anak dan semangati dia sesuai dengan usianya.
Baca juga: Kemendikbud Jelaskan Bentuk Pendidikan Karakter selama Belajar di Rumah
3. Selesaikan masalah sendiri
Berikan kesempatan pada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Berikan ia kesempatan untuk mengenal konsekuensi atas pilihannya.
Temani anak dengan cara mendengar dan menerima perasaan yang sedang ia alami, tanpa menghakimi, tanpa perlu tergesa-gesa memberikannya solusi.
Biarkan anak memutuskan solusi atas masalahnya. Baik atau tidak penyelesaiannya yang ia buat, hal tersebut akan menjadi pengalaman berharga dalam proses belajar mandiri.
4. Hindari memaksa
Orangtua tentu ingin yang terbaik bagi anak. Namun, hindari untuk sering-sering memaksa anak melakukan sesuatu.
Baca juga: 15 Kampus Terfavorit Peserta SBMPTN 2020, UGM Peringkat Satu
Bimbing anak untuk melakukan yang sebaiknya dilakukan, namun berikan ia pilihan kapan akan melakukannya.
Contoh kecilnya adalah makan. Hindari memaksa anak makan saat ia berkata belum merasa lapar. Biarkan ia mengalami konsekuensi logis atas pilihannya, yakni merasakan lapar karena tidak makan.
Saat anak mengenal rasa "butuh", maka ia akan inisiatif melakukannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.