Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Ciplukan Diteliti Mahasiswa UNY Jadi Obat Jerawat

Kompas.com - 11/09/2020, 15:12 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Banyak tanaman herbal yang tumbuh di Indonesia. Tentu ini karena Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alamnya.

Dengan tanaman herbal, masyarakat memanfaatkan sebagai obat alternatif. Tentu karena tanaman ini aman bagi tubuh manusia lantaran bersifat alami.

Tanaman yang sering digunakan sebagai obat herbal diantaranya jahe, kunyit, daun kelor, daun binahong, daun ciplukan, dan lain sebagainya.

Baca juga: Mahasiswa Baru, Lakukan Ini agar Percaya Diri Saat Kuliah

Tapi, di samping beberapa jenis tanaman herbal tersebut ada beberapa tanaman yang keberadaannya masih dikesampingkan oleh masyarakat, yakni tanaman ciplukan.

Tanaman liar yang sering terabaikan

Ciplukan merupakan tanaman yang tumbuh secara liar di persawahan. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat menganggap tanaman ciplukan sebagai gulma bagi tanaman lain, sehingga masyarakat mengabaikan keberadaan tanaman tersebut.

Namun, bagi beberapa mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tanaman ciplukan (Physalis angulata) diteliti.

Tentu diteliti dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan bakteri yang umum menginfeksi jerawat.

Melansir laman resmi UNY, Jumat (11/9/2020), tiga mahasiswa itu ialah Tia Herdiana Wardani (Prodi Pendidikan IPA), Nova Regina (Prodi Kimia) dan Nur Hidayah Br. Karo (Prodi Pendidikan Matematika).

Dari ekstrak daun

Tia Herdiana mengatakan, bagian organ tanaman ciplukan yang berkhasiat dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, salah satunya ialah bagian daun.

"Daun ciplukan berkhasiat sebagai antipiretik, analgetik, diuretik, anti inflamasi dan detoksifikasi," ujar Tia seraya menambahkan ntuk pemanfaatannya, daun ciplukan tersebut diekstrak yang nantinya dijadikan krim anti jerawat.

Nova Regina menjelaskan, kulit yang berminyak menyebabkan pori-pori tersumbat, sehingga bakteri anaerobik seperti Staphyloccocus aureus akan berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan timbulnya jerawat.

Oleh karena itu dibutuhkan krim yang memiliki keefektivitas dalam mengobati jerawat agar bakteri Staphyloccocus aureus dan lainnya penyebab jerawat dapat dihilangkan.

Adapun bahan yang diperlukan adalah:

  • Aluminium foil
  • aquadest
  • asam asetat
  • asam stearat
  • bakteri uji Staphylococcus aureus
  • daun ciplukan (Physalis angulata L)
  • etanol 96 persen
  • Fluid Thioglycollate Medium (Acumedia)
  • kertas label
  • kertas saring
  • metil paraben
  • parafin cair
  • Phytocream
  • propilenglikol
  • propilglikol
  • propil paraben
  • setil alkohol
  • tokoferol

Baca juga: Presiden Jokowi Sambut Mahasiswa Baru UGM 2020, Ini Pesannya

Setelah melalui uji organoleptis, uji tipe emulsi, uji homogenitas dan uji stabilitas krim di laboratorium, formulasi krim terbaik yaitu formulasi 2 dengan jumlah phytocream sebanyak 4 gram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Hanya Satu Kampus Swasta Indonesia yang Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi QS WUR 2026
Hanya Satu Kampus Swasta Indonesia yang Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi QS WUR 2026
Edu
UI Masuk 200 Kampus Top Dunia, Sekian Biaya Kuliah Jalur Mandiri UI 2025
UI Masuk 200 Kampus Top Dunia, Sekian Biaya Kuliah Jalur Mandiri UI 2025
Edu
Cek 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS
Cek 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS
Edu
Kisah Sherly Phangestu, Mahasiswa Indonesia Dapat Pujian CEO Apple
Kisah Sherly Phangestu, Mahasiswa Indonesia Dapat Pujian CEO Apple
Edu
Ramai Sekolah Ilegal, Ini Cara Cek Sekolah yang Pakai Kurikulum Cambridge
Ramai Sekolah Ilegal, Ini Cara Cek Sekolah yang Pakai Kurikulum Cambridge
Edu
Jadwal SPMB Jatim 2025 Tahap 2 sampai 4 dan Cara Pendaftarannya
Jadwal SPMB Jatim 2025 Tahap 2 sampai 4 dan Cara Pendaftarannya
Edu
Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Edu
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Edu
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Edu
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Edu
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
Edu
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Edu
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Edu
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Edu
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau