KOMPAS.com - Banyak tanaman herbal yang tumbuh di Indonesia. Tentu ini karena Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alamnya.
Dengan tanaman herbal, masyarakat memanfaatkan sebagai obat alternatif. Tentu karena tanaman ini aman bagi tubuh manusia lantaran bersifat alami.
Tanaman yang sering digunakan sebagai obat herbal diantaranya jahe, kunyit, daun kelor, daun binahong, daun ciplukan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Mahasiswa Baru, Lakukan Ini agar Percaya Diri Saat Kuliah
Tapi, di samping beberapa jenis tanaman herbal tersebut ada beberapa tanaman yang keberadaannya masih dikesampingkan oleh masyarakat, yakni tanaman ciplukan.
Ciplukan merupakan tanaman yang tumbuh secara liar di persawahan. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat menganggap tanaman ciplukan sebagai gulma bagi tanaman lain, sehingga masyarakat mengabaikan keberadaan tanaman tersebut.
Namun, bagi beberapa mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tanaman ciplukan (Physalis angulata) diteliti.
Tentu diteliti dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan bakteri yang umum menginfeksi jerawat.
Melansir laman resmi UNY, Jumat (11/9/2020), tiga mahasiswa itu ialah Tia Herdiana Wardani (Prodi Pendidikan IPA), Nova Regina (Prodi Kimia) dan Nur Hidayah Br. Karo (Prodi Pendidikan Matematika).
Tia Herdiana mengatakan, bagian organ tanaman ciplukan yang berkhasiat dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, salah satunya ialah bagian daun.
"Daun ciplukan berkhasiat sebagai antipiretik, analgetik, diuretik, anti inflamasi dan detoksifikasi," ujar Tia seraya menambahkan ntuk pemanfaatannya, daun ciplukan tersebut diekstrak yang nantinya dijadikan krim anti jerawat.
Nova Regina menjelaskan, kulit yang berminyak menyebabkan pori-pori tersumbat, sehingga bakteri anaerobik seperti Staphyloccocus aureus akan berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan timbulnya jerawat.
Oleh karena itu dibutuhkan krim yang memiliki keefektivitas dalam mengobati jerawat agar bakteri Staphyloccocus aureus dan lainnya penyebab jerawat dapat dihilangkan.
Adapun bahan yang diperlukan adalah:
Baca juga: Presiden Jokowi Sambut Mahasiswa Baru UGM 2020, Ini Pesannya
Setelah melalui uji organoleptis, uji tipe emulsi, uji homogenitas dan uji stabilitas krim di laboratorium, formulasi krim terbaik yaitu formulasi 2 dengan jumlah phytocream sebanyak 4 gram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.