Maka dari itu, menjadi coder atau programmer merupakan salah satu peluang karier untuk masa depan karena adanya pertumbuhan di dunia digital.
Amanda pun memaparkan tipe-tipe pengembang perangkat lunak (software developer) yang ada di masyarakat sebagai berikut.
1. Web Apps (Full-stack Developer) yang biasa terbagi dua menjadi front end dan back end sebanyak 35 persen.
2. Mobile apps atau perancang aplikasi mobile (20 persen).
3. Desktop apps (12 persen).
4. DevOps (11 persen).
5. Video games (8 persen).
6. Data science (7 persen).
7. Operating systems (3 persen).
8. Embedded systems (3 persen).
9. Language atau compilers (1 persen).
“Kalau teman-teman mau jadi programmer, ini adalah estimasi gajinya. Kalau untuk freshgrade, ini orang baru mulai sekitar 5 hingga 9 juta,” kata Amanda.
Baca juga: Mahasiswa, Kemendikbud Luncurkan Program Mengajar dari Rumah Tahap 2
Kemudian yang sudah berpengalaman sekitar 1 hingga 3 tahun biasanya mendapatkan gaji sekitar 10-19 juta.
Untuk programmer senior yang sudah melakukan coding selama 3 hingga 5 tahun mendapatkan gaji dengan kisaran 20 sampai 29 juta.
Kalau sudah bekerja di atas 5 tahun, coder bisa memeroleh 30 hingga 120 juta.
Meski penting dan memiliki peluang karier, tetapi Amanda melihat bahwa adanya kelangakaan akses untuk siswa masuk belajar coding.
“Terdapat kelangkaan akses bagi para siswa tidak mampu yang tertarik untuk terjun menjadi praktisi coding. Markoding (Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa) didirikan pada 2017 dengan tujuan membantu mengatasi kesenjangan ini melalui penyediaan pendidikan informal seputar coding yang dapat langsung diterapkan dalam waktu singkat,” ujarnya.
Markoding menjadi lembaga non profit yang berfokus untuk membantu siswa marginal, terutama yang memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP), memperoleh pelatihan dan fasilitas gratis mengenai coding.
Kini Markoding juga menyelenggarakan Innovation Challenge, di mana mereka mengajak siswa untuk menemukan masalah dan membuat solusinya secara digital.
“Jadi pertama mereka dilatih untuk menemukan masalah di sekitar mereka. Misalnya masalah cyber bullying, masalah keluarga, sekolah mahal atau rumah sakit mahal. Kita bantu mereka menyelesaikan masalah dengan design thinking. Pada akhirnya mereka membuat aplikasi sungguhan dengan koding," jelas Amanda.
Dengan memberikan pelatihan gratis, pendanaan Markoding pun dibantu dari berbagai pihak yaitu UNICEF, korporasi, hingga masyarakat.
Untuk pengajaran, Markoding juga mengajak praktisi di dunia digital untuk ikut serta membantu mengajar dan memberikan dampak bagi sesama.
“Kita juga membuka dari profesi apapun asal, terutama yang bergerak di dunia digital ya karena kita mengajarnya skill digital. Kalau ada yang tertarik (menjadi mentor), kami dengan senang hati kita bisa bergabung bareng untuk kita bisa membuat dampak bersama,” imbuh Amanda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.