Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Sekolah Menyenangkan: Revolusi Pendidikan Jawab Kebutuhan Kerja Masa Depan

Kompas.com - 26/10/2020, 21:49 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dibutuhkan revolusi dalam dunia pendidikan Indonesia agar lulusan mampu menjawab tantangan zaman, baik dari sisi kebijakan, guru dan pembelajaran di ruang-ruang kelas.

Hal ini dikupas Muhammad Nur Rizal, pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dalam seminar "Menyiapkan SMK Kondusif dan Hebat melalui Ekosistem Gerakan Sekolah Menyenangkan" di Solo, 23 dan 26 Oktober 2020. 

Di hadapan Kepala Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK se-Indonesia Rizal secara tegas mangajak untuk melakukan revolusi dunia persekolahan karena dipandang tidak lagi relevan dengan tantangan zaman.

Mengutip data World Economic Forum dalam laporan terbarunya 2020 tentang "The Future Jobs", Rizal mengungkapkan dalam lima tahun kedepan akan ada 85 juta pekerjaan saat ini hilang dengan cepat, dan lahir 97 juta pekerjaan baru muncul tetapi dalam laju sangat lambat.

Dalam situasi itu, 50 persen pekerja membutuhkan reskilling dengan 40 persen kemampuan dasar yang bakal berubah.

Baca juga: Penguatan Peran SMK Penting dalam Membangun Desa

Tantangan dunia kerja masa depan

Rizal mengutip, laporan tersebut juga menjelaskan sekitar 43 persen pengusaha yang disurvei akan mengurangi tenaga kerja manusia yang akan digantikan integrasi teknologi.

Bahkan 97 persen pemimpin bisnis mengharapkan pekerjanya memiliki ketrampilan baru yang belum pernah ada sebelumnya agar bisnisnya bisa bertahan.

"Dampak wabah covid akan mempercepat proses untuk menggantikan tenaga kerja manusia dengan proses digitalisasi dan remote working sebesar 84 persen," ungkap Rizal.

Yang jadi persoalan, lanjut Rizal, apakah paradigma dan fokus pendidikan kita secara fundamental sudah mengantisipasi dengan mengubah haluan kebijakan politik atau sekadar memperbaiki yang rusak secara tambal sulam saja.

"Untuk menjawab tantangan tersebut, maka baik policy makers dan guru SMK harus mampu menciptakan ekosistem dan konten baru dengan pendekatan a whole school approach, bukan hanya dengan menawarkan program baru seperti DUDI (dunia usaha dunia industri) serta kurikulum baru yang sesuai kebutuhan industri saja," tegasnya.

Sekolah, menurutnya, juga harus mampu menciptakan ekosistem dan kondisi di mana anak bisa menjadi dirinya sendiri agar bisa mengeluarkan talenta terbaiknya karena punya gairah (passion) selama belajar di sekolah.

"Lingkungan belajar yang bisa membuat anak berani memiliki 3D yakni dream, design, and deliver. Agar bergairah, anak tidak diseragamkan kemampuan dan keminatannya, namun diberi ruang untuk punya mimpinya sendiri bagi masa depannya," papar Rizal.

Hal itu dapat terjadi dengan memberikan banyak pilihan dalam meracik kurikulum dan target belajar di sekolah.

Selain itu, perlu dibangun berbagai skenario agar siswa dapat belajar sesuai kekuatan yang dimilikinya sendiri.

"Skenario ini akan meningkatkan ketrampilan anak dalam mendisain dan mendeliver atau menjalankan proses belajar untuk mencapai mimpinya (dream) secara sistematis dan konsisten," jelas Rizal.

Baca juga: Jateng Juara Umum Lomba Kompetensi Siswa SMK 2020

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau