Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2020, 09:12 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Gawai atau ponsel pintar saat ini sudah menjadi bagian yang terpisahkan bagi kehidupan manusia moderen. Tak terkecuali di Indonesia.

Namun, penggunaan gawai yang berlebihan tentu ada dampaknya pada kesehatan. Terlebih pada anak usia dini yang juga sudah dekat dengan dunia gawai.

Melansir laman Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (30/10/2020), WHO merekomendasikan bahwa anak usia dini perlu melakukan aktivitas fisik.

Karena aktivitas fisik ini mampu mengoptimalkan tumbuh-kembang mereka. Ditambah lagi anak usia dini juga serta memerlukan waktu beristirahat yang cukup.

Baca juga: 5 Tips Agar Anak Tak Bosan Belajar di Rumah

Penggunaan gawai perlu dibatasi

Oleh karena itu, aktivitas penggunaan gawai oleh anak usia dini perlu dibatasi. Dampak paparan gawai pada anak usia dini yang paling mengkhawatirkan adalah kesehatan mata mereka. Yang juga tak kalah mengkhawatirkan adalah dampak adiksi pada gawai.

Beberapa penelitian telah mengindikasikan beberapa pengaruh negatif pada kesehatan anak. Terutama bagi anak-anak yang secara berlebihan memandangi layar perangkat digital. Juga yang berinteraksi dengan perangkat digital tanpa pengawasan.

Karena ada beberapa dampak negatif dari gawai, maka anak usia dini harus bisa dibatasi ketika menggunakan gawai atau ponsel berinternet.

Dikatakan internet karena jaringan ini menghubungkan ponsel ke dunia maya. Hingga tak heran membuat anak kecanduan terlebih yang menampilkan konten video.

Terkait adanya kecanduan internet pada anak, dokter spesialis kejiwaan RSA UGM, dr. Shinta Retno Kusumawati, Sp.KJ., memberikan tips.

Tips atasi anak kecanduan internet

Ada beberapa cara agar anak tidak kecanduan internet yang dibagian dr Shinta, yakni:

1. Cara utama untuk mengatasi anak kecanduan internet adalah dengan memberikan batasan waktu pada anak dalam mengakses internet.

Orang tua memegang peranan penting dalam mengatasi kecanduan internet pada anak. Orang tua diharapkan bisa dengan jelas memberikan batasan waktu bagi anak untuk mengakses internet.

Sebelum memberikan gawai atau fasilitas mengakses internet sebaiknya orang tua membuat kontrak dengan anak untuk akses penggunaan internet.

"Misal boleh mengakses berapa lama, jika mengakses berlebih sanksinya apa," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Selasa (27/10/2020).

2. Cara berikutnya adalah memberikan pengertian pada anak terkait alasan pembatasan penggunaan gadget dan internet.

Berikan penjelasan terkait dampak negatif yang didapat ketika kecanduan internet seperti munculnya masalah kesehatan mata, saraf, bahkan depresi.

3. Langkah lain yang bisa dilakukan adalah memberikan anak kegiatan alternatif selain internet.

Baca juga: 7 Tips Menjaga Kesehatan Mata dari Paparan Gawai bagi Siswa

Misalnya dengan memfasilitasi kegiatan sesuai dengan hobi atau kesukaan anak yang tidak menggunakan internet. "Alihkan pada kegiatan lain yang positif/bermanfaat," katanya.

Jika ada tempat bermain di rumah, atau ada mainan sebaiknya ajak anak untuk bermain yang membutuhkan aktivitas fisik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau