Aspek ketiga, learning should have contex.
Nahadi mengatakan, pembelajaran tak akan berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah.
Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Peran guru di sini adalah mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan real world atau dunia nyata.
Baca juga: Dampak Corona, Perkuliahan di UPI Dilakukan Secara Online
Tak hanya itu, guru harus membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya. Disamping dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Aspek keempat, schools should be integrated with society
Nahadi menyatakan dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.
Misalnya, dengan mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, yaitu siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial.
Baca juga: 61 Jurusan Soshum UPI Berikut Daya Tampung di SBMPTN 2020 dan Peminat 2019
"Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya," ucapnya
Apalagi seperti sekarang, lanjut Nahadi, siswa kini dapat berbuat lebih banyak dengan dukungan kekuatan teknologi dan internet.
Ruang gerak siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia.
Oleh karenanya, pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung jawab.
Baca juga: Beasiswa S1 Guru 2020, Bisa Kuliah di UI, UPI, dan UIN Jakarta-Bandung
Keempat aspek kompetensi di atas dapat dicapai manakala peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat tingginya.
“Ini juga untuk mengembangkan kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan memecahkan masalah,” kata Nahadi.
Selain keempat hal tersebut, Nahadi turut menyampaikan, pembelajaran abad 21 harus mampu menghasilkan SDM yang memiliki beberapa kemampuan.
“Kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, memecahkan masalah, mampu beradaptasi dengan lingkungan dan teknologi informasi. Mampu mengambil keputusan, serta memiliki karakter yang kuat dan positif,” ujar Nahadi.