KOMPAS.com - Ketika memasuki usia remaja, anak tidak mau disamakan dengan anak kecil. Di usia remaja, anak cenderung memilih untuk bebas dan belajar dari dunia luar.
Hanya saja, dunia luar atau lingkungan tidak bisa disamakan satu sama lain. Karena itu, anak remaja masih harus diawasi oleh orang tua. Tentu agar tidak terjerumus pada kehidupan negatif.
Oleh karenanya, orang tua juga harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan anak remaja. Jika orang tua dan anak remaja bisa dekat atau akrab, maka pembelajaran anak bisa berjalan dengan baik.
Merangkum laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut ini 6 tips yang dapat dilakukan orang tua agar bisa akrab dengan anak remaja.
Baca juga: Ini Tips Penggunaan Gawai pada Anak Selama BDR
Mengawasi anak-anak adalah tugas orang tua. Pengawasan anak bukan dilaksanakan saat mereka masih kecil saja. Justru saat anak-anak menginjak usia remaja semakin berat tugas orang tua dalam mengawasi.
Mereka mudah sekali terpengaruh oleh banyak hal, utamanya yang negatif. Keinginan untuk mencoba pada usia tersebut sangat tinggi membuat mereka memiliki kebiasaan memberontak.
Untuk mengantisipasi hal negatif ini dibutuhkan pengawasan yang melekat dari orangtua. Namun dalam batas kewajaran dan tidak boleh dilakukan dengan terang-terangan.
Orangtua harus memiliki strategi khusus agar mereka tidak merasa tengah diawasi setiap saat. Sebab jika mereka tahu maka akan terjadi hal yang tak kita inginkan. Setidaknya anak-anak akan protes.
Remaja sangat membutuhkan teman. Banyak hal mereka lakukan bersama teman yang dianggapnya paling dekat. Saling sharing, curhat, bergurau, dan lainnya.
Bahkan keakraban mereka terhadap kawan seringkali melebihi dengan keluarga sendiri. Sepanjang ini remaja justru memiliki kecenderungan tertutup terhadap orangtua maupun kepada keluarga.
Namun sebaliknya dia begitu terbuka dengan teman sebayanya. Maka orangtua agar dapat dekat harus bisa memposisikan sebagaimana teman dekat anak yang sebaya.
Meskipun berbeda usia, sepanjang kita bisa menghadapinya dengan kondisi yang tepat, maka akan bisa akrab. Apalagi kita pernah menjadi anak muda. Banyak hal dapat kita lakukan untuk menempatkan diri sebagai teman.
Menghadapi remaja tentu berbeda dengan menghadapi anak-anak yang masih kecil. Kita perlu memberikan kepercayaan kepada mereka namun tidak berarti melepaskan begitu saja, karena hal itu akan berisiko.
Langkahnya, kegiatan remaja harus terpantau lebih ketat. Caranya tentu harus lebih tersembunyi. Sebagai pemantauan preventif adalah dengan mengetahui jadwal kegiatannya di sekolah maupun di rumah sendiri.
Dengan mengetahui jadwal atau rencana mereka minimal sebagian keselamatannya dapat kita jamin. Misalnya setiap malam atau pagi kita dapat menanyakan apa rencana kegiatan hari esok atau hari itu.
Memiliki alamat, kontak, nomor telepon teman-teman akrabnya sangat dapat membantu kita saat keadaan darurat. Ketika anak-anak kita belum pulang pada saat yang ditentukan atau jadwal kebiasaannya tentu akan membuat hati kita tak tenang. Apalagi ponselnya tidak bisa dihubungi.
Saat-saat seperti ini merupakan saat yang tergolong darurat. Menanyakan kepada teman menjadi sangat penting. Untuk memastikan di mana anak kita.
Ketika informasi keberadaannya sudah kita ketahui tentu akan memunculkan rasa tenang. Misal, anak kita berada di rumah teman sebangkunya, atau masih di sekolahnya karena ada tambahan pelajaran atau tugas lainnya.
Melihat dokumen, mengecek kamar atau barang-barang miliknya menjadi penting kita lakukan. Ini untuk mengantisipasi hal-hal yang di luar perkiraan. Apalagi di era sekarang anak-anak lebih banyak melakukan komunikasi ke luar dengan mudah.
Buku harian, ponsel, barang-barang pribadi memang bersifat privasi. Namun sekali waktu kita boleh mengontrolnya. Hanya saja kita tidak bisa sembarangan merazia atau mengecek semaunya. Kita tetap harus mampu menjaga privasi anak-anak kita.
Baca juga: Punya Anak Usia Dini? Simak Cara Mengelola Emosi bagi Orangtua
Maka lakukanlah secara wajar dan tidak berlebihan. Masuki kamar dan lihat barang-barang yang ada tidak harus berlebihan. Periksalah secara cermat jika ada sesuatu yang kita anggap ada keganjilan atau mencurigakan. Usahakan kita tidak membuka-buka yang terlalu privasi kecuali dalam kondisi darurat.
Khusus bagi orang tua yang memiliki remaja perempuan, sebagai tindakan yang bijak, kita perlu selalu mengingatkan kepada anak-anak yang menginjak usia remaja.
Remaja putri memiliki risiko lebih tinggi dalam hal keselamatan mengingat mereka memiliki fisik yang lebih lemah dibanding anak laki-laki. Oleh karena itu mereka lebih banyak menjadi sasaran kejahatan.
Untuk itu orangtua harus selalu mengingatkan, tentunya tanpa berlebihan. Demikianlah bahwa beberapa hal yang perlu kita lakukan agar anak-anak kita terhindar dari hal-hal yang tak kita inginkan. Anak-anak kita adalah harta berharga yang harus kita jaga sebaik-baiknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.