Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar Undip: Kelola Sampah Plastik Jadi Sumber Daya

Kompas.com - 07/03/2021, 08:38 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Permasalahan sampah sudah timbul sejak lama. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah tentu menimbulkan berbagai dampak negatif.

Mulai dari bencana banjir, penyakit, kerusakan lingkungan dan hal lainnya. Khususnya keberadaan sampah plastik yang sulit diurai sehingga perlu pengelolaan khusus.

Salah satu hal yang bisa dilakukan masyarakat dalam mengelola sampah plastik yakni melakukan daur ulang.

Namun kesadaran mendaur ulang sampah plastik ini juga belum merata. Padahal jika masyarakat, dalam hal ini tiap keluarga bisa memanfaatkan sampah plastik, sangat membantu mengurangi produksi sampah plastik yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sampah plastik perlu didaur ulang

Ketua Pusat Riset Teknologi Hijau Undip (Universitas Diponegoro), Prof. Purwanto mengatakan, sampah plastik disarankan untuk didaur ulang karena dapat menjadi barang yang bermanfaat.

"Seperti peralatan rumah tangga, kantong plastik, kain, pakaian dan sepatu," terang Purwanto seperti dikutip dari laman undip.ac.id, Sabtu (6/3/2021).

Baca juga: Pakar UGM: Virtual Police Perlu Jaga Hak Digital Pengguna Medsos

Permasalahan sampah plastik ini menjadi tema dalam Webinar Industri dan Lingkungan Seri-4 bertema 'Mengubah Sampah Menjadi Berkah' yang diselenggarakan Pusat Riset Teknologi Hijau Sekolah Pascasarjana Undip.

Menurut Prof. Purwanto, sampah plastik sulit untuk diubah menjadi sumber bahan bakar skala industri. Prof. Purwanto menilai, ada beberapa masalah yang membuat sampah plastik sulit diubah menjadi bahan bakar skala industri.

Seperti besarnya energi yang dibutuhkan untuk mengubah plastik menjadi sumber bahan bakar. Serta potensinya menimbulkan produksi dioksin menjadi pertimbangan belum dimanfaatkannya sampah plastik sebagai sumber bahan bakar berskala besar.

Tingkatkan kesadaran masyarakat

Prof. Purwanto mengungkapkan, ada langkah yang perlu dilakukan untuk menghadapi meningkatnya volume sampah. Terutama sampah plastik. Salah satunya dengan membangun kesadaran bahwa sampah itu bukan buangan.

"Kita harus memperlakukannya sebagai sumber daya. Coba kita lihat kalau botol bekas air mineral dikelola dengan baik. Bisa dijual dengan harga Rp 2.500 sampai Rp 4.500 per kilogram. Kalau dibuang sembarangan justru mencemari lingkungan," ungkap Prof. Purwanto.

Baca juga: Wujudkan Kampung Ramah Lingkungan, UMY Dampingi Warga Kelola Sampah

Prof. Purwanto menekankan, pandangan publik harus diubah. Jangan menganggap sampah sebagai sisa bahan, buangan, tidak berguna, jorok, tidak bermanfaat dan tidak ada nilainya.

Kesadaran untuk memperlakukan sampah sebagai hal yang bernilai harus dimulai dari hal yang sederhana. Seperti menaruh sampah pada tempat yang disediakan.

Sampah bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasar sifat kimia, fisika, biodegradibilitas, dan kemudahan terbakar. Pemahaman ini penting terkait dengan penanganan sampah.

"Kalau kita berbicara sampah untuk bahan baku energi, maka dikelompokkan melalui kemudahan terbakarnya. Kalau sampah untuk kompos, lebih menarik kalau dikelompokkan menurut biodegradibilitas," beber Prof. Purwanto.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau