"Pandemi semestinya menjadi titik balik pendidikan. Kalau pendidkan masih menyeragamkan dan hanya fokus pada kemampuan akademik, apapun strategi PJJ akan tetap menyulitkan karena disparitas infrastruktur," tegas Rizal.
Ia mengatakan, "akibatnya, terjadi jurang kesenjangan yang sangat tinggi antara anak-anak di kota dan desa. Kesenjangan ini mengakibatkan learning poverty yang lebih riskan dialami oleh masyarakat miskin maupun yang tinggal di pulau terluar."
Artinya, PJJ berpotensi untuk membuat siswa yang berasal dari keluarga miskin dan terpinggirkan semakin tertinggal.
"Sehingga, learning poverty ini krusial untuk segera ditangani karena akan berdampak pada kemampuan dasar pembelajaran selanjutnya yang lama kelamaan akan mengakibatkan defisit SDM di Indonesia," kata Rizal mengungkapkan kekhawatirannya.
Untuk itu, Rizal terus mendorong penataan kembali arah pendidikan Indonesia. GSM menyarankan kementerian mengubah paradigma pendidikan.
Menurutnya, penyeragaman dan kepatuhan kepada konten akademik harus ditrasnformasi pada pendidikan yang lebih mengembangkan penalaran kritis dan empati sosial tinggi untuk membangun siswa agar mereka menjadi lebih bahagia, sekaligus kompetitif di era ke depan.
"Perubahan paradigma ini harus dilakukan secara holistik dengan mengubah berbagai macam regulasi yang mendorong penguasaan konten akademik yang berlebihan seperti dihapusnya Ujian Nasional serta berbagai macam bentuk ujian lainnya," jelasnya.
Metode asesmen siswa, tambah Rizal, perlu segera digantikan dengan model evaluasi yang berbasis umpan balik terkait proses belajar siswa.
"Agar kebijakan ini sejalan maka perlu koordinasi yang intensif antara pemerintah pusat dengan daerah agar kebijakan dapat dijalankan dengan benar dan baik," tambahnya.
Salah satu upaya yang dilakukan GSM untuk mengatasi permasalahan PJJ adalah membuat kurikulum berbasis rumah dan komunitas yang disebut Home Based Learning (HBL), yang bertujuan memberikan pendidikan yang sumber belajarnya berbasis persoalan di rumah dan masyarakat.
Baca juga: Kurikulum Darurat Buat Bingung, Bosan dan Berang, Ini Saran GNI untuk Pemda
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.