Totok melanjutkan, "dan alangkah baiknya untuk mendukung ini jika para pustakawan, information scientist, juga bisa terlibat dalam perencanaan perancangan pembelajaran oleh guru."
Baca juga: Kepala Perpusnas: Penguatan Literasi Perlu Dukungan Pemerintah Daerah
Sehingga pustakawan, harapan Totok, tidak sekadar melakukan manajemen perpustakaan, tetapi juga melakukan, memberikan inspirasi, mendukung manajemen pembelajaran.
"Baik dalam perencanaan, buku apa yang dibaca nanti, dan juga pelayanan ketika pembelajaran sedang terjadi, ketika guru menugaskan anak-anak untuk melakukan pembacaan mengerjakan tugas-tugas bacaan," ujarnya.
Totok menjelaskan, beberapa kali, pihaknya telah melakukan relaksasi terhadap data Bantuan Operasional yang diterima oleh sekolah.
"Yang terakhir adalah memberikan fleksibilitas agar sekolah-sekolah bisa membeli buku. Baik teks atau bacaan yang berguna untuk anak sesuai dengan usia bacanya tentunya," ungkapnya.
Dalam kesempatan sama Totok menjelaskan, saat ini sekolah memiliki keweanangan dalam penyediaan buku teks dan juga buku bacaan mencapai 20 persen.
"Sebelumnya sangat kecil. Sekarang kalau di sekolah itu menjadi priotitas pembelajaran dan kita dorong bahwa yang sekarang utama adalah kualitas pembelajaran. Maka silakan Dana BOS digunakan tidak hanya 20 persen tapi boleh lebih," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.