"Dalam kegiatan pelatihan kepala sekolah SMK di seluruh Papua Barat dan Papua ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajak GSM untuk mengubah mindset dan perilaku guru pada arah pendidikan yang baru," ujarnya.
GSM dipercaya memiliki pengalaman sebelumnya untuk mengubah ekosistem sekolah dan fungsi guru yang lebih menjadi fasilitator, katalisator sekaligus pemimpin perubahan pada paradigma pendidikan yang baru.
"Masalah mobilitas pendidik dan keterbatasan geografis yang mengakibatkan lokasi sekolah tersebar berjauhan di Papua sehingga mobilitas pendidik rendah. Padahal ketergantungan pada guru tinggi," ungkap Rizal.
Sehingga, menurutnya, sekolah harus menjadi komunitas belajar yang memungkinkan sumber pengetahuan bisa diperoleh dari lingkungan sekitar.
"Hal akan mendorong peran orangtua, masyarakat, dan stakeholder lain bersama-sama membangun kualitas hasil belajar siswa. Kondisi papua yang selama ini dianggap sebagai kekurangan bisa menjadi sumber belajar yang penuh ragam tantangan," tegasnya.
Rizal menambahkan, siswa tidak hanya belajar yang dibatasi dinding-dinding sekolah, tetapi bisa belajar di luar.
"Di alam sehingga mereka mendapatkan pengalaman kecakapan hidup untuk menghadapi perubahan lingkungan ke depan," ujarnya.
Corak masyarakat Papua yang beragam dan khas bisa menjadi sumber belajar bagaimana siswa belajar memahami banyak perspektif dan persoalan sosial dari beragam budaya.
"Sekolah harus menjadi penghubung antara persoalan di rumah, masyarakat dan tren global sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih aktif dan partisipatif," pungkas Rizal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.