Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Kontekstual, Cara Cikal Asah Kompetensi Siswa Selama Pandemi

Kompas.com - 29/03/2021, 19:11 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

 

KOMPAS.com - Konsep pendidikan yang bermakna yang mampu membentuk karakter murid menjadi tangkas dalam menghadapi tantangan masa depan menjadi semakin penting disadari oleh berbagai institusi pendidikan.

Namun, selama setahun pandemi, memberikan pendidikan bermakna tak hanya menjadi tantangan bagi sekolah dan guru, murid dan orangtua pun merasakan hal yang sama.

Praktisi Pendidikan sekaligus pendiri Sekolah Cikal Najeela Shihab menyatakan bahwa mengasah kemandirian dan kemampuan berkolaborasi dengan komunitas dalam pengembangan praktik baik di era pandemi ini merupakan sebuah tantangan yang nyata.

Namun demikian, ia menyebut pandemi bisa menjadi sebuah peluang tersendiri bagi murid untuk terus mengasah kompetensinya dari rumah.

Baca juga: Murid Kelas 10 Kreasikan Tenun Jadi Fesyen Milenial, Beromzet Ratusan Juta

“Dengan proses belajar yang kontekstual, personalisasi, dan menemukan minat melalui pembuatan proyek akhir (sesuai minat murid), murid-murid Cikal dapat membentuk dasar kemampuan dalam diri mereka untuk beradaptasi dan tangkas di masa depan.” tutur Najelaa, dalam acara Pameran Personal Project Sekolah Cikal Setu, (18/03)

Dari prototype rumah antigempa hingga platform Pemuda

Melalui proyek kontekstual dalam Program Personal Project, Sekolah Cikal memberi peluang dan dukungan bagi murid kelas 10 untuk menemukan minat dan bakat mereka di berbagai bidang, baik Seni dan Desain, Bisnis, Budaya dan Sastra, Fesyen dan kecantikan, Lingkungan, Kesehatan.

Kepala Sekolah dari Sekolah Cikal Setu Siti Fatimah menuturkan Personal Project menitikberatkan pada “How to Learn” dan mengembangkan ragam kompetensi melalui berbagai bidang atau topik pilihan murid secara personalisasi, baik itu komunikasi, literasi media, riset, pengembangan diri, berpikir kreatif, serta membangun pemahaman dan keterlibatan dalam isu global.

"Hal ini tentu menjadi esensial bagi para pemuda masa kini,” jelasnya.

Baca juga: Agar Anak Kompeten, Najelaa: Beri Anak Umpan Balik, Bukan Nilai

Beberapa proyek murid Sekolah Cikal yang ditampilkan antara lain Prototype Rumah Anti Gempa karya Daviano Evan Faro Hazeki Siahaan, Roof Garden oleh Marza Athallah Merdiaz dan Pada Pemoeda oleh Aqila Priyanka Isyaradhia Irwan.

Proyek Prototype Rumah Anti Gempa dibuat Hazeki karena ketertarikannya dengan berbagai desain arsitektur bangunan di seluruh dunia yang diamati secara virtual.

Prototype Rumah Anti Gempa karya Daviano Evan Faro Hazeki Siahaan, Murid Kelas 10 Sekolah CikalDok. Sekolah Cikal Prototype Rumah Anti Gempa karya Daviano Evan Faro Hazeki Siahaan, Murid Kelas 10 Sekolah Cikal

Termasuk kepeduliannya terhadap kondisi perumahan masyarakat Indonesia yang sering kali mudah terdampak gempa bumi.

“Proyek Prototype ini didedikasikan untuk membuat gambaran rumah anti gempa yang dibentuk dari bahan-bahan khas tradisional Indonesia, baik Kayu dan Rumbia. Secara konteks, ini merupakan konsep inovasi sains dan teknik yang saya harap dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi komunitas dan lingkungan Indonesia,” tutur Daviano Murid Kelas 10 Cikal Setu.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

Sementara itu, Melalui proyeknya yakni Roof Garden to Reduce Air Pollution, Marza Athallah Merdiaz mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memiliki kesadaran yang lebih selama pandemi ini untuk ciptakan sudut hijau.

Sudut hijau, kata dia, bisa dihadirkan baik di atap, atau lingkungan rumah demi mendukung langkah Indonesia di Konferensi Iklim Dunia tahun 2021, yakni mendukung keberlanjutan pembangunan hijau guna menjadikan dunia yang lebih baik.

“Dengan tujuan akhir meningkatkan rasa peduli terhadap penurunan polusi udara dan penghijauan, saya membuat proyek roof garden beserta kampanyenya melalui sosial media untuk mendorong masyarakat selama pandemi turut berkontribusi ciptakan hal yang sama demi kondisi alam yang lebih baik,” tutur Marza.

Selain proyek bertemakan Teknologi dan Sains, Lingkungan, ada pula proyek Sosial yang dibuat oleh murid Cikal, Aqila Priyanka Isyaradhia Irwan atau yang akrab disapa Yanka.

Berbekal ketertarikannya dalam berbagai aktivitas pemuda. Ia pun membuat proyek sosial melalui Instagram dengan membuat kampanye dan konten inspirasi yang mengundang keterlibatan pemuda inspiratif Indonesia di dalam dan luar negeri.

Baca juga: Mengenal Ikigai, Rahasia Etos Kerja Tinggi dan Karier Cemerlang ala Jepang

Pada Pemoeda oleh Aqila Priyanka Isyaradhia Irwan, Murid Kelas 10 Sekolah CikalDok. Sekolah Cikal Pada Pemoeda oleh Aqila Priyanka Isyaradhia Irwan, Murid Kelas 10 Sekolah Cikal

“@padapemoeda merupakan platform pemuda yang kontennya berisi ragam program inspiratif, kutipan motivasi bagi pemuda, dan sesi tanya jawab dengan para pemuda inspiratif Indonesia yang berkontribusi aktif di dalam dan luar negeri,” tutur Yanka.

Sekolah Cikal selalu percaya dan yakin bahwa melalui pembuatan proyek kontekstual sebagai asesmen belajar bukan hanya memenuhi kebutuhan pendidikan secara akademis, melainkan juga menciptakan dan menghadirkan pengalaman yang bermakna dan berdampak bagi kehidupan mereka sebagai pelajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau