Lihatlah Elon Musk, kampiun teknologi asal Afrika Selatan yang bermigrasi ke Amerika dan menjadi taipan global untuk mobil listrik dengan market cap tertinggi di dunia, Tesla.
Musk jugalah yang mengembalikan harga diri Amerika di persaingan teknologi antariksa dengan menghidupkan kembali Cape Canaveral di Florida sebagai landasan peluncuran SpaceX, roket buatannya.
Anda mungkin hanya mendengar dua hal itu saja, Tesla dan Space
Lebih dari seribu satelit mini mengudara di angkasa untuk memastikan sinyal internet dapat dipancarkan di seluruh permukaan bumi, sebuah impian yang pernah dilakukan Google melalui project Loon namun kurang berhasil.
Starlink adalah jawaban atas kekosongan sinyal di berbagai area di permukaan planet bumi.
Bila jaringan Starlink sudah menyeluruh dan lengkap, maka secara teknis tidak ada lagi blank spot di manapun di muka bumi, bahkan di tengah samudera maupun di Kutub Utara dan Selatan.
Apa dampaknya? Seluruh penduduk bumi akan menjadi pasar tunggal raksasa yang apapun bisa ditawarkan industri.
Bagi saya, Project Starlink ini hanya membuat saya lebih penasaran lagi akan Elon Musk soal apa yang diam-diam sedang dikerjakannya untuk mengkapitalisasi hampir delapan milyar penduduk bumi.
Kira-kira, dugaan saya, modalitas yang dipersembahkan Musk melalui Starlink ini adalah untuk memampukan sebanyak mungkin penduduk dunia mengakses sesuatu yang lebih besar yang sedang ia persiapkan, dan yang jelas sesuatu itu adalah sesuatu yang membahagiakan pasar.
Apakah pemerintah memiliki kapasitas sebesar itu untuk memulai seperti apa yang sedang Elon Musk atau Google dan Facebook lakukan? Tidak. Ini adalah kemitraan swasta dan pemerintah.
Lalu apa modalitas yang menjadi bagian dari kontribusi pemerintah? Banyak. Melalui regulasi yang bersahabat baik bagi industri maupun konsumen.
Jangan batasi lisensi 5G, berikan insentif bagi perusahaan telco untuk menjangkau remote areas, berikan insentif untuk pabrikan-pabrikan lokal yang memproduksi gawai bagi masyarakat luas, lindungi hak cipta dan hak paten para inventor lokal dan global yang karyanya dipakai di Indonesia, berikan akses keuangan yang lebih inklusif bagi para pelaku ecommerce UMKM, lindungi konsumen secara menyeluruh, dan pastikan pekerja di sektor-sektor strategis untuk keperluan ini diakreditasi dan diberi insentif yang fair.
Tentu tak mudah. Bukan political will yang bisa mewujudkannya, tetapi kesadaran akan semakin sedikitnya pilihan serta semakin kecilnya peluang bila hal-hal tersebut di atas TIDAK DILAKUKAN. Hidup hanya sekali untuk masing-masing kita, kenapa kita tak mencobanya?
Dengan gemetar saya menulis artikel ini sembari mendengarkan nukilan lagu lama yang dibawakan Nancy Sinatra untuk theme song Film James Boond 007….
You only live twice
Or so it seems
One life for yourself
And one for your dream …
(You Only Live Twice – James Bond 007, 1967)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.