KOMPAS.com - Perkembangan teknologi saat ini banyak membawa manfaat besar dalam kehidupan manusia. Meski demikian, ada dampak negatif jika tak bisa mengontrolnya.
Hal ini dapat dilihat dengan semakin mudahnya anak mengakses atau menggunakan teknologi. Padahal, perkembangan otak anak tergantung dari nutrisi dan stimulasi lingkungan.
Termasuk juga dari pola asuh orang tua. Kekurangan stimulasi atau kelebihan stimulasi ini tentu akan mengganggu tumbuh kembang anak.
Baca juga: Anak Aktif Gerak? Bunda Jangan Khawatir, Ini Manfaatnya
Gangguannya bisa berupa gangguan sensorik, motorik maupun gangguan dari proses kecerdasan dan perilaku.
Terkait dengan dampak teknologi dan gadget terhadap anak, pada saat anak menggunakan gawai, gadget ataupun televisi itu akan menimbulkan stimulus di otaknya.
Dalam webinar Siberkreasi gelaran Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud Ristek beberapa waktu lalu, salah satu narasumber Dr. dr. Yetty Ramli, SpS(k), Spesialis Syaraf Anak Departemen Neurologi RSCM memberikan penjelasan.
"Nanti ada persepsi di otak yang akan disimpan melalui informasi, kalau informasi itu bagus yang diterima anak pun akan berdampak positif," ujarnya dikutip dari laman Direktorat SD.
Akan tetapi jika anak mengonsumsi informasi yang negatif maka akan ada perubahan di otak anak tersebut yang mengarah kepada hal negatif pula.
Oleh karena itu lingkungan terutama orang tua sangat berperan penting agar anak terhindar dari paparan informasi yang tidak sesuai dan menimbulkan efek negatif.
Apalagi di era perkembangan teknologi dan digital yang semakin pesat dan semakin dekat dengan kehidupan manusia.
Untuk itu orang tua harus bijak dalam memanfaatkan teknologi terkini yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, termasuk juga dekat dengan anak-anak.
Baca juga: 3 Cara Mendidik Anak agar Berprestasi
1. Pertama, orang tua harus mendorong pemilihan program yang cermat untuk dilihat bersama-sama dan mendiskusikan konten dengan anak-anak dan remaja.
2. Selain itu mengajarkan keterampilan menonton secara kritis.
3. Membatasi dan memfokuskan waktu jangan dihabiskan dengan media.
4. Harus selektif serta membatasi pilihan media bagi anak-anak.