Prof. Mitra Djamal, Wakil Rektor Institut Teknologi Sumatera (Itera) dalam webinar tersebut berbagi praktik baik penerapan energi baru bersih dan terbarukan lewat pembangunan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya).
Tidak hanya mewujudkan kampus hijau dan mandiri energi, pembangunan PLTS di lingkungan Itera juga menjadi laboratorium penelitian PLTS.
"Inisiatif pembangunan laboratorium PLTS seperti ini diharapkan dapat mengembangkan riset dan inovasi di bidang energi baru dan terbarukan serta dapat menjadi pilot project yang dapat dilakukan oleh institusi pendidikan tinggi lainnya di Indonesia," ujar Prof. Mitra Djamal.
Baca juga: ITB Siap Wujudkan Eco-campus, Kampus Hijau Ramah Lingkungan
"Kerjasama dan dukungan dari PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy) dalam mengatasi kendala pembiayaan pembangunan laboratorium PLTS. Melalui kerjasama dengan SUN Energy, Itera tidak mengeluarkan investasi biaya dan cukup dengan menyediakan lahan terbuka," ungkapnya.
Praktik baik lain datang dari Universitas Gadjah Mada (UGM). "UGM sejak dulu concernterkait kampus hijau," ujar Prof. Panut Mulyono, Rektor Universitas Gadjah Mada yang turut menjadi salah satu pembicara webinar.
Prof. Panut menjelaskan, kampus hijau dapat diwujudkan dengan hemat energi, hemat penggunaan air, sesedikit mungkin mengeluarkan emisi karbon dan sebanyak mungkin kampus menghasilkan oksigen.
"Penggunaan sepeda, kendaraan listrik di dalam kampus, usaha pemasangan panel surya di berbagai bangunan, itu kita lakukan," ungkap Prof. Panut. Terkait panel surya, Prof. Panut menyampaikan saat ini UGM telah mengaplikasikan panel surya di empat gedung miliknya.
"Menurut saya ini harus kita masifkan penggunaan solar cell karena di antara energi-energi terbarukan yang paling mudah digunakan di perumahan, di domestik, di kampus, ya solar cell," ujarnya.
Kampus hijau dan mandiri energi ini sejalan dengan komitmen Pemerintah dalam sektor energi.
Ahmad Agus Setiawan, Staf Khusus Energi Kantor Kepresidenan menyampaikan Presiden Joko Widodo pada Konferensi Perubahan Iklim atau Conference of the Parties (COP) 2015 Paris menyampaikan komitmen nasional menurunkan gas emisi rumah kaca melalui persentase 29 persen usaha Indonesia sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.
"Ini hanya akan dapat dicapai jika disupport yang sangat kuat dari institusi riset. Bagi saya para pemuda inilah sesungguhnya energi baru terbarukan Indonesia. Karena dari merekalah akan muncul bibit-bibit lain," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.