Pada tahap ini anak mulai senang memerhatikan lingkungan sekitarnya dan melihat anak-anak lain bermain. Hal yang membedakan tahap ini dengan tahap unoccupied adalah adanya minat anak yang besar terhadap kegiatan yang diamatinya.
Anak mulai menyadari bahwa ia adalah bagian dari lingkungannya. Walaupun anak sudah tertarik, namun ia belum bergabung ke dalam kegiatan tersebut.
Sehingga pada tahap ini, ia biasanya berada di pusat aktivitas hanya untuk melihat, mengamati, dan mendengarkan anak lain asyik bermain.
Ketiga tahap bermain di atas yaitu unoccupied, solitary, dan onlooker merupakan tahap awal yang belum menunjukkan kemampuan anak untuk berinteraksi secara aktif. Sehingga ketiganya sering disebut bermain non-social.
4. Bermain Paralel
Pada tahap ini anak sudah bisa bermain secara berdampingan atau berdekatan dengan anak-anak yang lain. Namun tidak mempedulikan satu dengan yang lain, mereka fokus pada permainan dan peralatan bermain mereka sendiri.
Atau memainkan permainan yang sama namun tidak terjadi kontak nyata diantara mereka. Mereka bermain di waktu dan tempat yang sama namun belum menunjukkan interaksi sosial.
Misalnya tiga orang anak bermain mobil-mobilan di tempat yang sama namun tidak bermain bersama.
Baca juga: Anak Stres Selama Pandemi, Ini 5 Cara Hadapinya
5. Bermain Asosiatif
Untuk tahap ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan bermain yang dilakukan di tempat, waktu, dan jenis permainan yang sama namun tidak terjadi bentuk kerja sama.
Interaksi yang dilakukan anak sebatas percakapan sederhana atau saling meminjam alat bermain. Tahap bermain ini belum menunjukkan adanya pembagian peran atau kegiatan yang mengarah ke tujuan yang sama.
Misalnya anak sedang mewarnai bersama, interaksi yang dilakukan sebatas meminjam pensil warna dari teman bermainnya.
6. Bermain Kooperatif
Sedangkan pada tahap ini anak mulai menunjukkan adanya kerja sama hingga berbagai tugas dan peran yang terorganisir dalam melakukan suatu kegiatan bermain.
Permainan yang dilakukan memiliki tujuan yang diinginkan dan dituntaskan secara bersama-sama. Misalnya anak mulai bermain sepak bola secara sederhana dengan memilih dua tim yang saling berlawanan dan dipimpin oleh dua kapten tim.
Dalam permainan tersebut anak sudah menampakkan kemampuan bekerja sama dan pembagian peran.
Baca juga: Orangtua, Ini Manfaat Aktif Bergerak bagi Anak dan Cara Melatihnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.