KOMPAS.com - Penahkah kamu berpikir bagaimana proses terjadinya hujan? Bagaimana air bisa jatuh dari langit? Bagi siswa sekolah tentu harus paham.
Melansir laman StudioBelajar.com yang merupakan startup garapan alumni Universitas Indonesia (UI) yang kompeten di bidangnya, ini penjelasannya.
Hujan merupakan salah satu bentukan dari proses presipitasi. Hujan juga merupakan salah satu proses dari siklus hidrologi.
Baca juga: Siswa, Ini Raja-raja Kerajaan Kediri
Berbicara mengenai hujan, ternyata hujan banyak jenisnya. Berbagai macam jenis hujan disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda.
Terdapat 3 jenis hujan yang terjadi di Indonesia, yaitu:
1. Hujan frontal
Hujan frontal terjadi karena adanya pertemuan antara angin musim panas yang membawa uap air lembab dan udara yang bersuhu rendah.
Biasanya pertemuan kedua perbedaan massa tersebut terjadi di bidang front, yaitu salah satu tempat yang mudah akan terjadinya proses kondensasi dan pembentukan awan.
2. Hujan orografis
Hujan orografis terjadi di wilayah pegunungan atau tempat yang memiliki ketinggian wilayah yang tinggi.
Proses terjadinya hujan ini adalah adanya uap air yang terbawa ke wilayah pegunungan bertemu dengan massa udara yang bersuhu rendah sehingga terjadi pengembunan dan membentuk awan. Setelah awan jenuh, hujan pun turun.
3. Hujan zenith
Hujan zenith atau yang biasa dikenal dengan hujan konveksi ini terjadi di sekitar garis khatulistiwa. Hujan konveksi terjadi karena adanya pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara sehingga membentuk gumpalan yang naik secara vertikal karena terkena pemanasan oleh matahari.
Hal ini menyebabkan suhu di sekitar menjadi turun dan massa awan semakin bertambah. Sesampainya pada titik jenuh, hujan pun turun.
Baca juga: 8 Protokol Isolasi Mandiri, Siswa Harus Paham
Lalu bagaimana dengan hujan sehari-sehari yang sering kita alami? Bagaimana proses terjadinya hujan itu?