KOMPAS.com - Setiap tahun ajaran baru, peserta didik di semua jenjang akan mengikuti masa pengenalan lingkungan di masing-masing satuan pendidikan.
Di jenjang sekolah biasanya dikenal dengan sebutan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Sedangkan untuk jenjang perguruan tinggi, para mahasiswa baru akan mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).
Dosen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Fadjri Kirana Anggarani menerangkan, alasan mahasiswa baru harus mengikuti program pengenalan kampus, dampak negatif, hingga tips bagi mahasiswa baru saat mengikuti PKKMB online.
Dilansir dari akun Instagram resmi UNS, Minggu (15/8/2021), PKKMB merupakan sarana bagi pihak perguruan tinggi untuk memperkenalkan dunia kampus kepada mahasiswa baru melalui berbagai kegiatan pada awal tahun masa perkuliahan setelah resmi diterima sebagai mahasiswa.
Baca juga: Peneliti UGM Kembangkan Susu Fermentasi Bisa Turunkan Kolesterol
Menurut Fadjri Kirana Anggarani, momen PKKMB penting diberikan kepada mahasiswa baru supaya mereka bisa mengenal dengan baik seluk beluk kehidupan kampus.
"Akan ditemui banyak perbedaan dengan kehidupan sebelumnya saat masih menjadi siswa SMP atau SMA," jelas Fadjri Kirana Anggarani.
Dia menerangkan, dengan pemahaman yang baik, proses adaptasi akan berjalan lebih mudah dan mereka siap untuk membuat perencanaan studi.
Namun karena adanya pandemi Covid-19, dua tahun berturut-turut, PKKMB harus dilakukan secara daring.
Euforia yang dirasaan tentu berbeda dengan pelaksaaan PKKMB secara langsung. Kreativitas dan inovasi menjadi poin penting untuk mewujudkan PKKMB daring yang sukses.
Baca juga: Siswa, Ketahui 3 Fakta Menarik Alat Musik Angklung
Fadjri Kirana Anggarani mengungkapkan, ada beberapa kiat dalam pelaksanaan PKKMB, antara lain:
1. Melakukan variasi kegiatan dan melakukan manajemen waktu yang baik. Contohnya memberikan kesempatan atau sesi membebaskan untuk mematikan videonya.
2. Membangun engagement yang baik melalui kegiatan dalam kelompok kecil dengan variasi anggota.
3. Memaksimalkan peran kakak asuh sebagai konselor sebaya. Kakak asuh tidak hanya menjadi fasilitator bagi mahasiswa baru, melainkan juga mendampingi proses adaptasi mereka.
Fadjri Kirana Anggarani menambahkan, penyelenggaraan PKKMB daring ini juga membawa dampak negatif.
Baca juga: Inovatif, Mahasiswa UB Ciptakan Masker Anticovid-19
Dia menjelaskan, salah satu dampak yang dirasakan dari kegiatan ini adalah kelelahan yang mengarah dan mempengaruhi engagement pada kegiatan PKKMB yaitu: