Oleh: M. Haris Tarmidi | Guru SDN VI 1 Puguh, Kendal, Jawa Tengah
Rachel, siswa kelas VI mengangkat tangannya sambil berteriak di ruang virtual Zoom.
“Tanya pak,” katanya bersemangat.
“Apakah nanti jika kita telah melakukan pembelajaran tatap muka, saya diperbolehkan kembali masuk ke ruang perpustakaan? Saya kangen membaca buku cerita yang ada di sana,” lanjutnya.
KOMPAS.com - Itulah harapan siswa saya ketika kami berdiskusi persiapan pembelajaran tatap muka di sekolah. Ada sebuah kelegaan ternyata siswa merindukan perpustakaan.
Setiap 14 September, kita memperingati Hari Kunjung Perpustakaan.
Jika berbicara perpustakaan tidak berlebihan jika bayangan orang kebanyakan adalah perpustakaan daerah ataupun perpustakaan lembaga pemerintah lainnya yang terletak di tengah kota atau tempat strategis lainnya.
Bagaimana dengan perpustakaan sekolah?
Perpustakaan sekolah juga memegang peran penting sebagai jantungnya ilmu pengetahuan di sekolah. Apa lagi di era pandemi seperti sekarang. Pustakawan atau pengelola perpustakaan harus berinovasi untuk memberi pelayanan dan pendistribusian buku bagi siswa.
Hal ini dilakukan agar siswa mempunyai ikatan emosional dengan perpustakaan sekolah.
Saat pandemi mendera dan para siswa harus menerapkan pembelajaran dalam jaringan, tentu perpustakaan pun harus melakukan hal yang sama.
Digitalisasi buku-buku perpustakaan menjadi suatu keharusan.
Namun, bukan hanya itu yang bisa dilakukan karena acapkali di pelosok desa digitalisasi menjadi suatu halangan yang belum ditemukan solusi praktisnya karena kendala jaringan atau semacamnya.
Baca juga: Kepala Perpusnas: Perpustakaan Jangan Jadi Eksklusif dan Menara Gading
Pustakawan dibantu guru perlu melakukan kegiatan yang nyata serta bersifat segera. Berikut beberapa kegiatan yang bisa dilakukan.
Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan: